Titik awal perjalanan ke kawasan Bromo dari rest area. Dari sini baru perjalanan pun dimulai dengan menyusuri pohon-pohon. Di sisi kiri berjurang, di sisi kanan bertebing. Jadi harus hati-hati dan waspada.Â
Jalanan cukup sempit tapi pengemudi yang membawa kami sudah cukup lihai melalui jalanan ini. Beberapa kali harus berhenti untuk memberi jalan kendaraan lewat dari arah berlawanan. Kendaraan jenis yang sama dengan kami naiki.
Cukup jauh juga untuk bisa sampai di kawasan Bromo. Entah butuh waktu berapa lama. Saya tidak memperhatikannya. Yang saya perhatikan pemandangan indah yang begitu memesona.
Setelah mengitari jalanan yang berkelok, kami pun dibawa ke Bukit Teletubbies Gunung Bromo. Dinamakan Bukit Teletubbies karena penampakan bukitnya mirip dengan judul serial anak-anak "Teletubbies" di era tahun 1997 hingga 2001 yang banyak digandrungi keluarga Indonesia.
Serial yang kerap ditonton anak pertama dan kedua saya saat masih balita. Film cerita dengan tokohnya yang dikenal bernama Tinky Winky, Dipsy, Laa Laa, dan Po. Jargon  dengan kalimat "berpelukaaan" begitu melekat.
Dalam cerita tersebut mereka tinggal di bukit indah dengan diselimuti tumbuhan hijau. Nah, pemandangan bukit yang hijau ini sangat tampak di kawasan Gunung Bromo. Atau jangan-jangan pemandangan serial "Teletubbies" itu terinspirasi oleh bukit ini?
Di Bukit Teletubies, pemandangan begitu indah. Tidak jemu saya memandangnya. Savana yang terdapat di kaki bukit menjadi salah satu tempat favorit pengunjung untuk berfoto dengan latar yang memesona.
Tidak perlu khawatir didera rasa lapar dan haus. Karena di area ini banyak lapak-lapak makanan. Ada bakso malang, kedai kopi, mie rebus, dan makanan lainnya. Ada juga yang berjualan sweater, baju, topi, dan syal bertuliskan "Bromo".
Tekad mereka kuat juga ya untuk berjualan di sini. Membayangkan menempuh perjalanan cukup panjang ke sini.
Puas menikmati pemandangan dan berbelanja sweater dan topi, kami pun dibawa ke padang Pasir Berbisik yang dikelilingi perbukitan yang tertanam kokoh.