Pesona Malioboro di malam hari memang memukau. Jogja nampak begitu hangat dan menyenangkan saat siang hari namun tampil menawan dan eksotis saat malam tiba.Â
Jika di siang hari ramai dengan aktivitas wisata belanja, maka di malam hari tempat ini menjadi destinasi wisata kuliner yang menggugah selera.Â
Banyak warung-warung yang membuka lapaknya dengan konsep lesehan yang hingga kini masih dipertahankan dan menjadi ciri khas kuliner Jogja.
Jogja nampak begitu hangat dan menyenangkan saat waktu siang hari. Namun kota ini juga bisa tampil menawan dan eksotis saat malam tiba.Â
Oh iya, ada pemandangan baru saat saya dan anak-anak akan memasuki kawasan Malioboro. Tadi siang itu, saya dan anak-anak bertemu dengan petugas Satpol PP yang memberhentikan kami.Â
Wah saya sudah was-was saja karena surat keterangan rapid test yang menyatakan kami non reaktif tidak kami bawa. Saya simpan di tas. Apa nanti harus disuruh putar haluan?
Eh ternyata tidak. Petugas hanya menginformasikan web kunjungan.jogjakota.go.id. Portal ini akan mendata kunjungan wisatawan atau masyarakat yang ke sini.
Sebagaimana penjelasan petugas bahwa kunjungan.jogjakota.go.id ini aplikasi berbasis web yang disediakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta untuk pencatatan pengunjung yang memasuki ruang publik seperti kawasan wisata, hotel, restoran, toko, dan lain sebagainya.Â
Pada setiap lokasi ruang publik akan disediakan QR Code yang unik. Saya diminta untuk memindai barcode yang tertera di  gapura yang bertuliskan Zona 1. Entah dipasang untuk berapa zona. Tapi ini masih uji coba, untuk persiapan menjelang pergantian tahun.
Saya perhatikan ada jurnalis Kompas TV dan Radar Yogya yang menyorot dan membidik kamera hp saat petugas memberikan informasi kepada saya dan anak-anak bahwa ada pengecekan suhu. Wah jangan-jangan saya masuk berita hehehe...
Saya perhatikan, alat pemindai suhu terpasang di tangan patung tentara kerajaan bentuknya mirip. Saya dan anak-anak bergantian berdiri di depan alat pemindai suhu.Â