Melihat tingkah polah anak-anak, saya pun tersenyum bisa berbagi kebahagiaan bersama anak-anak saya. Memenuhi kebutuhan anak-anak salah satu cara saya berbagi kebahagiaan. Dan, JNE turut menjembataninya.
***
Tidak sekali dua kali saya menggunakan JNE. Bisa dibilang sering. Setiap saya belanja online, selalu JNE yang menjadi andalan saya. Setiap saya ingin mengirimkan sesuatu, entah itu dokumen, koran, atau barang, saya juga memilih JNE. Â
Pelayanannya yang ramah, kiriman yang sampai tepat waktu, dan dalam selalu keadaan utuh, membuat saya sepertinya tidak bisa berpaling. Kebetulan juga kantor JNE tidak begitu jauh dari kompleks perumahan saya.
Sejatinya, JNE atau Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) tidaklah asing bagi saya. Terlebih kehadirannya memudahkan pengiriman paket sudah berpuluh-puluh tahun dilakoninya. Tepatnya selama 30 tahun jika merujuk pada hari jadinya yang ke-30 pada 26 November 2020.Â
Itu berarti, ketika saya berusia 17 tahun, JNE pun lahir. Jadi cukup lama saya mengenal JNE. Bisa jadi sejak JNE masih bayi, merangkak, berlari hingga sebesar sekarang ini.
Di usianya yang ke-30 tahun atau 3 dekade, JNE merilis logo HUT yang memiliki makna dan filosofi yang sangat dalam mengenai sejarah perjalanan perusahaan. Logonya bertuliskan angka 30 merujuk usia perusahaan.
Logo ini memiliki dasar warna merah dan pada angka nolnya ada 3 telapak tangan mungil yang bertuliskan 'Bahagia Bersama'. Logo ini hasil karya Arie Kurniawan, Ksatria di bagian Design Promotion Unit JNE.
Menurut Arie, logo ini mencerminkan filosofi JNE yang suka Memberi, Menyantuni dan Menyayangi, yang disingkat 3M. Berangkat dari pemahamannya bahwa sejak didirikan JNE memiliki kebiasaan memberi, menyantuni dan menyayangi anak yatim, fakir miskin, para tuna netra, janda tidak mampu dan kaum dhuafa lainnya.
Nah, terjawab sudah mengapa dalam mengirim paket saya lebih memilih JNE. Selain tarifnya yang cukup bersahabat di kantong dan kompetitif dengan jasa kurir yang lain, juga karena tarif yang saya bayarkan sebagian disalurkan untuk menyantuni fakir miskin dan kaun dhuafa.
Itu berarti secara tidak langsung saya ikut berkontribusi berbagi kebahagiaan dengan yang lain. Dan, saya happy karenanya, meski kontribusi saya kecil, tapi setidaknya bisa membuat yang lain tersenyum bahagia.