Keenam, tidak ada waktu istirahat, tidak ada jeda dalam pergantian mata pelajaran, dan siswa tetap berada di dalam kelas. Ketujuh, jumlah siswa dalam satu ruangan juga dibatasi maksimal 18 pelajar. Kedelapan, setelah ruangan dipakai harus disterilkan dengan penyemprotan disinfektan.Â
Sekolah juga menyampaikan, guna mencegah terjadinya kerumunan, kantin sekolah tidak akan dibuka dan para siswa diminta membawa bekal makanan sendiri.
Namun, akhirnya rencana ini tidak jadi menyusul pengumuman Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Mohammad Thamrin, yang membatalkan rencana tatap muka ini karena ternyata Kota Depok masih berada dalam zona merah Covid-19. Tren kasusnya masih tinggi.
Kepastian itu disampaikan pada Jumat (18/12/2020) ketika saya akan mengambil raport anak kedua saya, yang disebar ke group orangtua.
Pemerintah Kota Depok pun memastikan tak ada sekolah tatap muka pada awal 2021. Kegiatan belajar mengajar di semester depan tetap dilakukan secara online atau daring.
Keputusan itu diambil guna mengantisipasi terjadinya kluster sekolah dan menjaga anak agar tidak terpapar virus. Ya baguslah. Saya sebagai orangtua setuju-setuju saja. Kan lebih baik mencegah. Daripada memunculkan klaster baru di sekolah? Itu lebih "mengerikan" buat saya.
Saya lebih baik anak-anak kembali PJJ daripada saya harus "mengorbankan" keselamatan anak saya. Tidak masalah peranan sekolah dalam proses belajar-mengajar menjadi kurang optimal dibandingkan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka.
Meski juga, berdasarkan studi, pembelajaran di kelas menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik dibandingkan penerapan PJJ.
Menurut saya, pelaksanaan kembali pembelajaran tatap muka di sekolah harus dipersiapkan secara matang untuk mencegah munculnya klaster baru penularan virus corona.
Lha, iya kan, siapa yang menjamin anak-anak bisa mematuhi protokol kesehatan secara sudah hampir setahun tidak bersua dengan kawan-kawannya. Ada euforia dan rasa rindu tak berjumpa. Saling mengobrol, lupa diri menjaga jarak, dan tidak memakai masker.
Terlebih saat ini Kota Depok masih dalam status risiko tinggi penyebaran Covid-19. Jika pada Kamis, 10 Desember 2020 dilaporkan ada 12.109 kasus infeksi virus SARS-CoV-2, dengan 2.427 pasien di antaranya masih dirawat, angka ini naik menjadi 14236 pada Sabtu (19/12/2020) atau hanya berselang 9 hari.