Suatu pagi, Fattaliyati Dhikra, anak saya yang bungsu, mendapat tugas membuat poster gizi seimbang. Tugasnya sudah diinfokan oleh ibu wali kelas di group. Bisa kreasi sendiri, bisa juga melihat contoh-contoh poster yang ada.
Sebagaimana tugas membuat puisi di hari sebelumnya, ibu guru juga memberitahukan, bagi gambar yang dinilai bagus, akan dipajang di majalah dinding sekolah. Mungkin biar anak-anak semangat untuk membuat tugas.
Baca juga: Begini Mengajari Anak Menulis Puisi Sederhana
Saya pun membuka Google, lalu mencari gambar poster-poster yang dimaksud. Setelah anak saya melihat-lihat, ia pun memilih poster yang dinilainya mudah untuk digambar. Saya mengiyakan saja, semua sepenuhnya saya serahkan kepada anak saya.
Ia pun mulai menggambar yang diawali dengan membentuk lingkaran dari tutup kue kaleng dan tutup kue stik cokelat. Lingkaran ini menunjukkan bentuk piring.
Sambil menggambar, anak saya bertanya-tanya tentang bahan-bahan pangan yang ada di dalam gambar itu.
"Bunda, wortel mengandung vitamin apa?" tanyanya yang saya jawab vitamin A. Bentuk wortelnya ya sesukanya anak saya.
"Wortelnya begini nggak apa-apa kan bun?" tanyanya yang saya jawab tidak apa-apa.
"Ini warnanya apa bun, orange ya?" tanyanya lagi. Saya bilang kalau berdasarkan aslinya sih orange, tapi ya saya serahkan pada anak saya mau mewarnai apa.
"Wortel sehat kan ya bun?" tanyanya lagi yang saya jawab bagus untuk kesehatan mata dan bagus juga untuk kulit.
"Kalo jeruk mengandung vitamin C ya bun. Itu buat apa bun?" tanyanya. Kata saya, vitamin C bagus untuk kesehatan tubuh. Dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Jadi tidak gampang sakit.
"Ade kalo sariawan juga bisa sembuh dengan makan buah jeruk," kata saya. Kebetulan anak saya ini penyuka bermacam buah. Di antaranya ya buah jeruk dan strawberry.
Lalu, ia menggambar ikan. Anak saya ini tidak terlalu suka makan ikan. Dia tidak suka dengan bau amisnya. Meski sudah saya rayu-rayu dengan mengingatkannya jika waktu balita suka makan ikan, "Ya itu kan dulu, sekarang aku nggak suka," katanya.
"Ikan bagus tau mengandung protein, bikin otak pintar. Orang-orang pintar itu karena sering makan ikan. Nih kayak bunda," kata saya tertawa. Kalau saya dan suami memang penyuka ikan.
Tak hanya mengandung protein. Karena ternyata kandungan gizi ikan juga meliputi karbohidrat, vitamin, mineral, dan asam lemak omega 3 yang memiliki manfaat baik untuk tubuh. Banyak banget kan?
Si kecil lanjut gambar brokoli dan sayuran. Nah, anak saya tidak begitu suka makan sayuran. Sayurnya pilih-pilih. Anak saya lebih cenderung memilih sayur bayam dan sayur sop yang isinya makaroni, daging sapi, dan wortel.
Brokoli termasuk sumber makanan yang menyehatkan tubuh karena kaya akan nutrisi yang baik untuk tubuh, seperti vitamin, mineral dan serat.
Awalnya saya tidak suka, tapi lama-lama suka. Kalau anak-anak yang tadinya suka, jadi tidak suka. Makan sayur ya pilih-pilih. Kalau kakaknya Aliya lebih senang makan tumis kangkung dan sayur nangka. Ya tak apalah, yang penting sayur.
Anak saya lanjut menggambar telur ceplok. Semua anak saya suka makan telur mata sapi dan telur dadar, termasuk saya dan suami. Stok telur selalu sedia di kulkas buat jaga-jaga kalau tiba-tiba ingin makan telur.
Satu butir telur mengandung Vitamin A, Folate, Vitamin B5, Vitamin B12, Vitamin B2, Fosfor, dan Selenium. Telur juga mengandung vitamin D, vitamin E, vitamin K, vitamin B6, Kalsium, dan seng.
Tak lupa gambar nasi sebagai sumber energi. Kentang, roti, gandum, sereal juga termasuk sumber energi.
Sebagai gizi pelengkap, anak saya pun menggambar susu. Susu adalah kesukaan anak-anak. Lebih sukanya susu kotak dengan beragam rasa. Terkadang susu bubuk suka dimakan begitu saja tanpa diseduh air.
"Ini namanya gizi seimbang. Artinya, dalam satu piring ini harus ada kandungan nasi, buah, sayuran, ikan atau daging atau telur. Tapi harus seimbang, nggak berlebihan," kata saya. Entahlah anak saya paham atau tidak dengan penjelasan saya.
Setelah memberikan warna, tugas pun selesai, lalu saya foto bersama anak saya lalu dikirim ke ibu wali kelas. Dan, hasilnya gambar anak saya termasuk salah satu yang dianggap layak ditampilkan di majalah dinding.
"Mohon menyerahkan hasil karyanya ke sekolah untuk dipajang di dinding kelas," kata ibu wali kelas dengan menyebutkan 10 nama siswa. Senang dong saya, tapi anak saya biasa-biasa saja tuh hahaha....
****
Kebetulan, pas banget poster gizi seimbang dengan dongeng yang akan saya bawakan tentang manfaat makan sayur sebagaimana permintaan anak saya.
Mendongengnya di meja makan. Di kulkas bahan sayuran yang ada wortel, buncis, kol, dan kentang. Ya sudah saya siapkan sebagai karakter dalam dongeng saya. Biar mendongengnya penuh penjiwaan begitu hahaha...
Begini ceritanya:
Pada suatu ketika, berkumpullah wortel, buncis, dan kol. Mereka tampak riang. Bernyanyi dengan saling bergandeng tangan, lalu berputar mengelilingi panci.
"Tralala trilili, hatiku riang gembira. Semua bahagiaaa," ketiganya menyanyikan lagu yang baru tercipta begitu saja, lalu tertawa lepas. Menertawakan lagu yang tidak jelas lirik dan nadanya.
"Hey wortelia kau tampak bahagia hari ini. Kau juga bunciswati, dan kolelita. Ada apakah gerangan?" tanya jeruk nipis yang sedari tadi memperhatikan keriuhan mereka dari pojok ruangan.
"Oh, iya dong, soalnya aku, buncis, kol dan kau juga kentang, sebentar lagi kami akan diolah menjadi sayur. Sayur apa namanya kawan-kawan?" tanya Wortel, yang dijawab secara bersamaan, "Sayur sopppp", lalu tertawa.
"Kenapa senang? Bukankah itu artinya kalian akan mati?" tanya jeruk nipis mendekat.
"Mati dengan membawa manfaat buat Aliya yang cantik dan juga penghuni rumah ini, ya tidak apa-apa. Itu berarti kehadiran kami membawa berkah. Bukan begitu kawan-kawan," seru Buncis.
"Iyaaaaa...," jawab yang lain serempak.
"Memang manfaatnya apa?" tanya jeruk lagi.
"Banyak. Pertama, bagus untuk pencernaan karena tinggi serat. Kedua, mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Ketiga, dapat menghangatkan tubuh. Keempat, dapat membantu meringankan flu dan pilek. Pokoknya banyak deh," jawab Wortel.
"Ooo begitu," kata jeruk sambil manggut-manggut.
Tak lama, bunda memasuki area dapur dan seketika suasana hening. Bunda pun mulai menyiangi wortel, buncis, kol, dan kentang. Tak terdengar tangisan dari mereka. Tak terlihat tetesan air mata. Semua dilalui dengan penuh senyuman.
Sayur sop daging ayam yang menjadi kesukaan Aliya pun jadi. Bunda pun menyajikannya di meja makan. Usai menyelesaikan tugasnya yang lain, Aliya pun memakannya hingga tuntas tas tas!
Sementara itu, jeruk nipis takjub melihat Aliya makan dengan lahapnya, hingga tak bersisa. Wajah Aliya terlihat segar.Â
Ia pun merenung. Berarti, apa yang dikatakan kawan-kawannya, benar adanya. Ketika kehadiran kita memberikan manfaat buat orang lain, di situlah kita merasakan kepuasan batin.
"Bagaimana ceritanya bagus nggak?" tanya saya. Si kecil, "Bagus, bunda. Bagus banget," katanya dengan senyum lebar yang memperlihatkan gigi-gigi mungilnya.
Hahaha....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H