"Kenapa senang? Bukankah itu artinya kalian akan mati?" tanya jeruk nipis mendekat.
"Mati dengan membawa manfaat buat Aliya yang cantik dan juga penghuni rumah ini, ya tidak apa-apa. Itu berarti kehadiran kami membawa berkah. Bukan begitu kawan-kawan," seru Buncis.
"Iyaaaaa...," jawab yang lain serempak.
"Memang manfaatnya apa?" tanya jeruk lagi.
"Banyak. Pertama, bagus untuk pencernaan karena tinggi serat. Kedua, mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Ketiga, dapat menghangatkan tubuh. Keempat, dapat membantu meringankan flu dan pilek. Pokoknya banyak deh," jawab Wortel.
"Ooo begitu," kata jeruk sambil manggut-manggut.
Tak lama, bunda memasuki area dapur dan seketika suasana hening. Bunda pun mulai menyiangi wortel, buncis, kol, dan kentang. Tak terdengar tangisan dari mereka. Tak terlihat tetesan air mata. Semua dilalui dengan penuh senyuman.
Sayur sop daging ayam yang menjadi kesukaan Aliya pun jadi. Bunda pun menyajikannya di meja makan. Usai menyelesaikan tugasnya yang lain, Aliya pun memakannya hingga tuntas tas tas!
Sementara itu, jeruk nipis takjub melihat Aliya makan dengan lahapnya, hingga tak bersisa. Wajah Aliya terlihat segar.Â
Ia pun merenung. Berarti, apa yang dikatakan kawan-kawannya, benar adanya. Ketika kehadiran kita memberikan manfaat buat orang lain, di situlah kita merasakan kepuasan batin.
"Bagaimana ceritanya bagus nggak?" tanya saya. Si kecil, "Bagus, bunda. Bagus banget," katanya dengan senyum lebar yang memperlihatkan gigi-gigi mungilnya.