Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kesaksian Wartawan Palestina, Israel Membungkam Media

5 November 2020   17:29 Diperbarui: 5 November 2020   17:31 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aneen al-Qaid Network pun mulai menyuarakan permasalahan Palestina sehingga membekas dalam benak dan hati umat. Entah sudah berapa banyak acara dialog dan kegiatan lapangan yang dilakukan organisasinya untuk menginformasikan mengenai kondisi dan penderitaan para tawanan. 

Melalui media massa di antaranya Al Jazeera, Al-Aqsa TV, dan media online lainnya, Busyra mengabarkan mengenai kondisi para tawanan dan penderitaan mereka di balik jeruji besi. Bahkan mereka juga melakukan kunjungan ke rumah keluarga tawanan.

"Seorang wartawan harus menyampaikan kejadian secara obyektif. Apa yang dilihat, didengar, dan disaksikan. Dengan profesi wartawan saya dapat menyaksikan pelanggaran verbal, fisik , perampasan tanah, penghancuran bangunan, rumah, dan juga perampasan kamera dan lain-lain yang dilakukan tentara Israel," ungkap Busyra.

Busyra juga bercerita bagaimana wartawan Palestina akan dihukum berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun jika memberitakan apa-apa yang terkait dengan Palestina. Entah itu mengenai tawanan, Al-Aqsa, atau apa saja yang terkait Palestina. Itu yang membuat banyak orang yang tidak mengetahui kondisi sesungguhnya Palestina.

"Hukum internasional kan tidak boleh menangkap orang atau wartawan yang memberitakan sesuatu yang benar-benar terjadi, tapi itulah yang terjadi di Palestina," ungkapnya.

Atas aktifitasnya sebagai wartawan, pihak militer Israel melakukan intimidasi kepada keluarganya agar menghentikan aktifitasnya sebagai wartawan. Pihak zionis Israel kerap membujuk untuk bekerjasama agar tidak menjalankan aktivitasnya sebagai jurnalis. 

Ketika ayah ibunya ditangkap dan  ditawan Busyra mengaku tidak diperkenankan untuk mengunjunginya. "Hal itu dilakukan Israel agar saya kapok dan jera dan tidak menjalankan profesi saya sebagai jurnalis," katanya. 

Ia juga menyayangkan terkait penangkapan dan penahannya oleh tentara Israel tidak mendapat perhatian dari asosiasi wartawan di Palestina. Bisa jadi karena tekanan dan intimidasi yang dilakukan tentara zionis.

Israel telah membunuh lebih dari 46 insan pers Palestina sejak Intifada Al-Aqsa meletus pada tahun 2000 silam. Pelanggaran Israel terhadap wartawan bertujuan untuk membungkam pers sekaligus mencegah gambar faktual tersampaikan kepada dunia.

Busyro  pun berharap media di Indonesia dapat  menjadi penyambung lidah wartawan palestina untuk menjalankan misi bersama, misi kemanusiaan  mencapai kemerdekaan rakyat Palestina.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Sri Vira Chandra selaku Ketua Adara, berpendapat media berperan besar dalam penyebarluasan informasi. Tidak terkecuali selama masa perjuangan kemerdekaan Palestina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun