"Bocil (bocah cilik) sudah dijemput. Kakak Putik sama Kakak Najmu biar aja daddy yang antar, nggak usah pesan ojek online," kata suami saya lagi.
Hari berikutnya, suami "melaporkan" anak-anak sarapan nasi uduk yang dibelinya di depan kompleks rumah. Hari selanjutnya sarapan bubur ayam.
Saya pun tersenyum lalu mengucapkan terima kasih pada suami saya. "Terima kasih daddy," kata saya. Berarti kekhawatiran saya tidak beralasan.
Dan, sejak itu saya pun tidak perlu khawatir lagi meninggalkan anak-anak jika saya mendapat penugasan ke luar kota. Kecuali jika suami juga mendapatkan tugas ke luar kota, baru saya call emergency: ibu saya.
Paginya baru ibu saya pulang setelah si mbak datang. Kalau ibu saya tidak bisa, baru saya meminta mbak untuk menginap. Dan, sebagai kompensasinya itu akan dihitung sebagai "lembur".
Dulu, ketika anak-anak saya masih balita, saya selalu menolak untuk ditugaskan ke luar kota. Kalau pun mau tapi yang pulang hari. Misalnya berangkat pagi, pulang malam. Khawatir saja anak-anak ditinggal "sendirian" bersama bapaknya. Takut tidak terurus hahaha...
Suatu ketika saat saya sakit cacar dan membuat saya harus "bed rest" karena kebetulan tengah hamil anak ketiga, suami juga yang mengurus anak-anak saat malam dan pagi. Si mbak pulang sore soalnya. Jadi, otomatis urusan anak-anak dihandle suami.
Berhubung karena sakit cacar, saya pun mengisolasikan diri. Tidur terpisah di kamar yang berbeda. Saya amati melalui pendengaran saya, suami cukup telaten juga mengurus anak-anak.
Di kesempatan lain, ketika mbak sakit dan beberapa hari tidak masuk, suami yang mengambil alih pekerjaan si mbak. Mencuci pakaian dan beberes rumah. Suami saya tidak mengizinkan saya untuk kerja yang berat-berat.
"Udah, bunda diam-diam aja, baca-baca buku. Biar daddy aja yang kerjain. Nyuci baju apa susahnya sih pakai mesin cuci ini, bisa disambil dengan mengetik laporan," katanya ketika saya menawarkan diri untuk mencuci pakaian.
Ya saya sih senang-senang saja hahaha.... Tapi bukan berarti saya berdiam diri. Saya  masak meski ala kadarnya dan mencuci piring. Sementara itu, anak-anak diminta membereskan kamarnya masing-masing atas "perintah" suami.