Islam melarang makan makanan yang tidak layak dimakan, seperti kelelawar. Karena itu, negara memiliki peran untuk senantiasa menjaga perilaku sehat warganya.
Lantas bagaimana cara Rasulullah menghadapi wabah penyakit? Jauh sebelum ini, di jaman Nabi Muhammad Saw juga pernah menghadapi wabah penyakit menular.
Guna mencegah agar penularan tidak kian meluas, Rasul memberikan contoh dengan menghindar. Sebagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda, "Larilah dari orang yang sakit lepra, sebagaimana kamu lari dari singa."
Rasul juga bersabda, "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari).
Dalam konteks kekinian, kita harus menerapkan social distancing agar tidak tertular, dan bagi yang terinfeksi untuk melakukan karantina atau mengisolasi diri.
Menghindari kontak secara langsung dengan penderita penyakit menular adalah cara kita membentengi diri dari penyakit menular sebagaimana disarankan Nabi Muhammad. Â
Anjuran menghindari pengidap penyakit menular bukan berarti mengucilkan. Tetapi lebih menitikberatkan kepada semangat kepedulian dan tenggang rasa agar tidak semakin banyak yang terinfeksi dan juga menjaga sisi psikologis penderita.
Menghadapi musibah ini, Rasulullah meminta kita untuk bertawakal, berpasrah penuh kepada Allah Swt. Rasul juga meminta kita untuk bersabar ketika menghadapi wabah penyakit.
Sabar dan tidak cepat panik menjadi solusi yang disarankan Rasulullah dalam menghadapi pandemi.
"Tidaklah seorang hamba yang di situ terdapat wabah penyakit, tetap berada di daerah tersebut dalam keadaan bersabar, meyakini bahwa tidak ada musibah kecuali atas takdir yang Allah tetapkan, kecuali ia mendapatkan pahala seperti orang yang mati syahid."