Entah karena berlaku hukum alam atau lazimnya, anak-anak saya yang perempuan juga dekat dengan ayahnya.
Dalam masa pernikahan saya yang baru 16 tahun ini dijalani, Alhamdulillah saya dikaruniai tiga putri yaitu Putik Cinta Khairunnisa (15 tahun), Annajmutsaqib Rahmasari (13 tahun), dan Fattaliyati Dhikra (9 tahun).
Saya sering menyampaikan kepada suami kehadiran ayah dalam pengasuhan sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Apalagi saya sering mengikuti seminar pengasuhan dalam keluarga. Jadi, ilmu yang saya dapatkan saya sampaikan kepada suami.
Dalam seminar-seminar yang saya ikuti disebutkan anak yang mendapat kasih sayang yang tulus dari ayah dan ibunya, akan tumbuh menjadi anak yang cerdas dan sejahtera. Anak juga berpotensi dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan sosial.
Itu sebabnya, dari saya hamil dan melahirkan, hingga anak-anak sebesar sekarang ini suami selalu mendampingi. Di awal perkembangan usia, suami begitu berperan mengingat ayah adalah sosok pria pertama yang dikenal oleh anak-anak.
Waktu masih balita, anak pertama saya sering mengikuti cara berpakaian ayahnya, yang bajunya selalu dimasukkan ke dalam celana. Sementara saya lebih suka dikeluarkan.
Ketika saya masukkan, anak saya selalu menolak. "Dikeluarin aja bunda, aku pengen kayak daddy," katanya. Tak lupa ikat pinggang juga harus dikenakan seperti yang dilihat pada sosok ayahnya, meski hanya pergi bermain bersama teman sebayanya.
Bagi anak perempuan, ayah adalah lelaki pertama yang ia temui dalam hidupnya, bahkan mungkin cinta pertamanya. Apa yang ayah lakukan, bagaimana dia melakukannya, perilakunya kepada keluarga, dan semua hal kecil yang dia lakukan memengaruhi pola pikir anak-anak.
Mungkin karena kedekatan itu, suami masih saja menganggap anak-anak ya anak-anak yang masih kecil. Yang ingin selalu dipeluknya dan diciumnya, meski anak pertama dan kedua saya suka tidak mau.
Barangkali karena merasa sudah beranjak besar, jadi malu mendapat perlakuan seperti itu. Kalau yang kecil sih senang-senang saja tanpa ada pemberontakan.
"Waktu kecil kan kakak sering daddy cium-cium, peluk-peluk, gendong-gendong, ingat nggak, kenapa sekarang nggak mau. Daddy kan sayang banget sama anak-anak daddy, semuanya anak kesayangan daddy," kata suami tertawa.