Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mematahkan "Teori Konspirasi" Covid-19

6 Oktober 2020   17:29 Diperbarui: 7 Oktober 2020   05:13 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pun meragu dan akhirnya menyakini virus Corona nyata adanya. Musuh bersama, musuh banyak negara. Tapi teman saya sampai detik ini tetap menyakini kalau Covid-19 adalah bentuk konspirasi. 

"Konspirasi gimana sih, ada 153 negara lho yang mengalami resesi gara-gara pandemi. Amerika saja kena. Banyak negara yang mengumumkan resesi. Mana ada negara mau resesi sih?" tukas saya.

Apalagi dampak resesi sangat berat: akan membuat jumlah orang miskin naik, pengangguran meledak, lapangan kerja susah, pertumbuhan ekonomi minus.

Teman saya ini, mengutip perkataan suaminya yang menyakini jika Covid-19 ini adalah konspirasi dunia. "Laki gue percaya sama apa yang dibilang Siti Fadilah (mantan Menteri Kesehatan). Itu contohnya kasus yang flu burung itu," katanya memberikan alasan.

"Ya kan beda itu bu. Flu burung virusnya beda dengan Corona. Ini varian baru. Waktu kasus flu burung kan nggak terjadi pandemi global. Kalau virus Corona Covid-19 kan hampir semua negara terinfeksi," kata saya.

Kalau saya baca di buku ini di halaman 2, paragraf kedua dituliskan, "Indonesia gempar. Ternyata Flu Burung yang menerjang Vietnam tahun 2004, kemudian menyusul Thailand dan China,  pada tahun 2005, telah memasuki Indonesia pula. Bahkan langsung memakan korban pasien bernama Iwan dan kedua puteranya."

Membaca pernyataan ini, berarti ada jeda waktu cukup lama. Yang tadinya terjadi di Vietnam, lalu tahun berikutnya terjadi di Thailand dan China, yang korban meninggalnya sedikit dibandingkan dengan Covid-19.

Sementara Covid-19 menulari negara-negara lain hampir dalam waktu bersamaan. Tidak ada jeda waktu. Bandingkan dengan Flu burung yang "hanya" terjadi di 4 negara. Tidak seperti virus Corona yang menginfeksi 153 negara lalu lantas sebagaian dari negara-negara itu mengalami resesi.

Dan, Flu burung ini tidak terjadi penularan antara manusia dengan manusia seperti Covid-19, melainkan melalui perantara unggas. "Masyarakat akhirnya bisa mengerti bahwa perantara virus H5N1 adalah unggas," tulis Siti di halaman 3 buku ini.

Saya masih ingat betul, saya mengikuti kegiatan Menteri Pertanian Anton Apriantono di Tangerang dan Bogor saat memusnahkan unggas-unggas yang terinfeksi virus itu. 

Saya juga mengikuti kegiatan Menko Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Aburizal Bakrie dan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, yang juga memusnahkan unggas yang positif terkena flu burung. Jadi yang dimusnahkan adalah unggas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun