Mang Asep adalah petugas kebersihan di sektor Berlian 1. Suatu ketika tangannya berdarah saat memilah sampah untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah yang sudah ditentukan. Setelah dilihat ada pecahan kaca.
Ia pun mengeluhkan kondisinya dan perilaku warga (yang entah siapa) kepada ibu RT. Oleh ibu RT keluhan ini disampaikan kepada warga di group WhatsApp sambil menceritakan kondisi luka pak Asep.
Nah, sejak itu saya mengingatkan si mbak kalau ada sampah kaca jangan langsung dibuang ke tempat sampah yang ada di rumah, tapi harus dibungkus dulu.
Ini cara yang sederhana dan tidak merepotkan. Setidaknya menurut saya. Dengan cara begitu, kita jadi ikut menjaga keselamatan petugas kebersihan dan keselamatan kita juga tentunya. Termasuk juga menjaga keselamatan pemulung.
Kalau petugas celaka, ya kan kasihan, yang susah ya penghuni kompleks juga. Kalau kita yang celaka karena terkena pecahan kaca, ya kan tidak enak juga. Apalagi kalau anak yang kena. Jadi kasihan.
Saya tekankan lagi kepada anak-anak untuk tidak membuang sampah sembarangan. Maknanya bukan semata-mata "harus membuang sampah pada tempatnya", tetapi juga harus membuang sampah secara tepat. Tentu saja demi kebaikan bersama.
Kita harus peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar dan dampaknya terhadap kesehatan. Jadi, cara membuang sampah juga harus tepat. Mendapat penjelasan seperti itu, anak-anak saya manggut-manggut.
"Mbak, ini sampah beling ya. Hati-hati buangnya," kata saya kepada mbak seraya menunjukkan bungkusan bertuliskan "beling". Saya pun lanjut menuntaskan ketikan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H