Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Narkoba Hampir "Menjerumuskan" Saya

8 September 2020   19:24 Diperbarui: 8 September 2020   19:20 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang saya herankan, apakah orang-orang yang terlibat penyalahgunaan narkoba tidak menjadikannya pelajaran saat "sesama" pengguna ada yang tertangkap lalu di penjara, ada yang mati karena over dosis, ada yang hidupnya jadi berantakan? Apakah tidak menjadi bahan perenungan?

Bahaya narkoba ini tidak hanya menyasar pria dewasa, tetapi juga perempuan. Entah dia berprofesi aparat kepolisian, pejabat negara, anggota dewan, politisi, guru, guru agama, artis, hampir semua profesi tidak lepas dari jeratan ini. Bahaya banget kan?

Parahnya, juga menyasar kalangan anak-anak yang tidak tahu apa-apa. Berdasarkan data KPAI tahun 2018, dari total 87 juta anak yang berusia maksimal 18 tahun tercatat 5,9 juta yang terpapar sebagai pecandu narkoba, 27 persen di antaranya adalah anak-anak yakni 1,6 juta anak sebagai pengedar.

Dari data itu jelas sangat mengkhawatirkan mengingat anak anak adalah generasi penerus bangsa. Ini menandakan, pembangunan untuk karakter dan pengawasan pada anak di Indonesia belum maksimal.

Narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh, tapi juga bisa mempengaruhi kualitas hidup. Jadi, susah berkonsentrasi saat bekerja, mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti melanggar hukum.

Bahaya narkoba hingga menjadi kecanduan memang bisa disembuhkan, tapi itu juga butuh dana yang tidak sedikit. Karenanya,  akan lebih baik jika berhenti menggunakannya sesegera mungkin atau tidak memakai sama sekali. 

Jangan sekali-kali mencoba deh. Jangan mudah terbujuk rayuan. Tanyakan hati, fungsikan otak agar tidak mudah terjerumus.

Mari kita sama-sama memerangi narkoba. Ingat, narkoba musuh kita bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun