Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Narkoba Hampir "Menjerumuskan" Saya

8 September 2020   19:24 Diperbarui: 8 September 2020   19:20 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan lagi sekedar lewat gambar yang sering saya lihat di kantor-kantor polisi, yang suka dipajang di media informasi yang berbentuk kotak semacam majalah dinding di sekolah.

"Nggak bakalan bikin gue kecanduan?" tanya saya lagi. "Ya kagaklah," katanya. "Yakin loe?" tanya saya tidak percaya. "Makanya dicoba dulu baru loe komen. Itu buat loe aja," ujarnya. Memang harganya berapa ya kok dia mau memberikan kepada saya secara percuma?

Tapi karena saya sudah ketakutan duluan, takut dengan efek sampingnya seperti yang saya ketahui ketika mengikuti seminar bahaya narkoba, pil itu pun saya kembalikan lagi tapi ditolak oleh rekan saya. Tablet itu saya simpan di tas, lalu saya buang ketika saya pulang kerja. Entah di mana itu. Saya lupa.

Entah apa jadinya jika saya mengikuti rasa penasaran saya itu, lalu mengonsumsinya. Bisa jadi saya kecanduan. Bisa jadi saya mati dalam keadaan overdosis. Bisa jadi saya berbuat kriminal untuk mendapatkan obat terlarang itu.

Bisa jadi seperti yang saya lihat di film atau yang saya baca di berita. Bisa jadi juga saya tidak akan seperti saat saya sekarang ini. Bisa jadi, bisa jadi, bisa jadi... Ihh bergidik saya. Alhamdulillah...saya masih dilindungi.

Suami saya punya teman, yang juga teman saya. Dia satu kampus dengan suami saya, tetapi satu profesi dengan saya, sama-sama pekerja lapangan. Sering main ke rumah juga, bahkan beberapa kali menumpang menginap.

Kawan saya ini sudah dua tahun terakhir ini berada di penjara Cilodong, Depok, Jawa Barat, karena narkoba. Suami saya yang mendampinginya saat ia sudah ditangkap, saat disidang, saat di penjara. Beberapa kali suami juga membezuknya di sana.

Bayangkan, karena narkoba masa depannya jadi buram dan muram. Kehilangan pekerjaan, harta benda habis dijual, dan jauh dari keluarga. Orangtuanya bahkan sampai harus menjual rumah untuk mengurus segala persidangannya. Menyedihkan.

Saya tanya apa yang membuatnya harus berkawan dengan narkoba? Katanya sih biar pikirannya tenang tapi ngomongnya sambil nyengir. Apa yang tenang coba? Saat menggunakan narkoba yang dirasakan hanya halusinasi.

Wajahnya juga terlihat pucat. Bawaannya lemas. Badannya serasa remuk. Kepala pusing, bahkan nafsu makan berkurang. Jadi, apanya yang tenang?

Padahal dia juga bukan dari keluarga yang bermasalah. Aktif juga dalam kegiatan yang bermanfaat semisal mendaki gunung. Aktifitasnya juga cukup padat. Setahu saya kawan-kawannya orang-orang baik. Tapi ternyata terjerat juga. Entah siapa yang sudah menjerumuskannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun