"Kakak kerja atau kuliah?" tanyanya. "Kelihatannya?" saya balik bertanya.
"Kayaknya masih kuliah ya?" jawabnya tersenyum.Â
Baca juga : 5 Jenis Sumbangan Kebutuhan ke Panti Asuhan Selain Uang
"Pasti senyum kakak manis, semanis kopi karamel haraus," katanya. "Dari mana bisa tahu senyum saya manis? Kan saya  pakai masker begini," kata saya. Kami pun tertawa.
Lalu ia kembali menjelaskan, nanti, bersama komunitas "the Gift" keuntungan yang sudah disisihkan disalurkan kepada anak-anak dan warga tidak mampu. Makanan yang dibagikan tergantung dana yang ada, jadi menu juga bervariatif.
Berhubung saya bawa uangnya pas-pasan (benaran, uang di tangan hanya ada Rp50.000), saya pun hanya membeli satu botol. Varian rasa susu setelah saya tanya hanya rasa karamel saja.Â
"Ini bisa awet berapa lama?" tanya saya. "Karena produk kami tidak pakai bahan pengawet, jadi saya sarankan diminum hari ini juga. Paling lama nanti sore," jelasnya.Â
Berhubung saya tidak suka minum kopi, apalagi kopi kekinian dengan bermacam-macam rasa, jadi tidak saya minum. Saya bawa pulang. Mungkin anak saya yang mau meminumnya. Kalau suami, jelas tidak suka minum kopi yang begini. Dia lebih suka kopi hitam jadul bermerek "Liong".Â
Baca juga : Mahasiswa Undip Membantu Komunitas dengan Sumbangan Alat Kesehatan
Tak lupa dia minta ijin untuk memoto saya sambil memegang minuman itu. Katanya sih buat diupload di IG-nya dengan nama "haraus".Â
"Apa fotonya perlu diulang?" tanyanya yang saya jawab tidak usah. Lagi pula tidak ada yang tahu siapa saya dengan wajah tertutup seperti begini.Â