Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Antara KAMI, KITA, KAMU

21 Agustus 2020   12:14 Diperbarui: 21 Agustus 2020   12:08 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah muncul Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dikomandoi Din Syamsuddin dan dihadiri Dubes Palestina (karena salah mengira undangan untuk perayaan HUT ke-75 RI), kini giliran relawan Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin mendeklarasikan Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA).

Saya seperti menonton drama yang tengah berlangsung di negeri ini. Yang memunculkan episode demi episode. Tentu saja dengan "sutradara dan pemain yang berbeda". Bagaimana endingnya, jelas saya sebagai rakyat tidak tahu. Apakah sebagai konteslasi politik untuk 4 tahun ke depan?

Lantas apa maksud deklarasi KITA yang digelar di Gedung Joeang, Jalan Menteng 31, Jakarta Pusat, pada Rabu (19/8/2020), ini? Apakah ingin menandingi KAMI?

Salah satu deklarator yang juga mantan Direktur Relawan TKN Jokowi-Amin Maman Imanulhaq, menepisnya. KITA, katanya, dibentuk sebagai politik kesadaran kebersamaan Indonesia.

Mengapa KAMI dan KITA berdekatan waktunya? Jadi sebagai mata awam saya, jelas ada aroma "persaingan" merebut  pengaruh. Apa? Ya apalagi kalau bukan "kekuasaan".

Boleh saja Bung Maman mengatakan KITA adalah koalisi independen yang menyemai, mengembangkan, dan melestarikan Tanah Air Indonesia sebagai bagian dari diri, identitas, dan masa depan bersama. Tapi apa bisa dipercayai omongan dari orang partai politik? Jadi sepertinya memang tidak bisa dilepaskan dari adanya kontestalasi politik.

"Gerakan KITA hadir lantaran tidak ingin ada keterbelahan yang serius disaat bangsa Indonesia tengah menghadapi pandemi Covid-19," begitu katanya dalam berita online yang saya baca hari ini.

Bagaimana dengan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia yang dideklarasikan di Tugu Proklamasi pada 18 Agustus 2020, sehari setelah Hari Kemerdekaan?

Kalau mengartikan kata "menyelamatkan" berarti Indonesia dalam situasi terancam karena ada yang mengancam. Apakah benar Indonesia dalam keadaan demikian? Oleh siapa?

Kalau dalam pandangan kacamata saya, pandemi Covid-19 dan segala dampaknya mungkin saat ini menjadi ancaman serius yang harus tangani pemerintah. Apa itu? Tentu saja tidak. Meski juga disinggung soal penanganan Covid-19.

Sang motor KAMI, yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, Bapak Din Syamsuddin, mengatakan koalisi hadir atas keprihatinan terhadap kehidupan kebangsaan kita, khususnya dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum dan HAM, termasuk sumberdaya alam.

Bagus sih. Tujuannya juga luhur. Tapi, apakah KAMI yang juga dihadiri Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo dan Profesor Rochmat Wahab, juga ada strategi politik yang akan ditebar? Rasanya sulit dipercaya kalau tidak ada "kepentingan politik" di dalamnya. Apa sayanya saja yang terlalu naif?

Apakah benar untuk "mengancam" kekuasaan Joko Widodo sebagaimana yang dituduhkan? Apakah serendah itu?

Saya jadi berpikiran, mungkin karena merasa "terancam", di tengah isu resufle kabinet yang entah sudah jilid ke berapa, Jokowi pun menawarkan posisi jabatan strategis. Apakah akan diterima? Jika diterima apakah aksi KAMI akan mengendur, atau bahkan bubar?

Kalau berkaca pada pengalaman-pengalaman sebelumnya ya bisa jadi demikian. Ya lihat saja dulu aktivis yang kerap menyampaikan kritikan kepada pemerintah, ketika berada dalam lingkaran kekuasaan, mulutnya langsung bungkam.  

Saya percaya Pak Din yang saya kenal (sempat menjadi saksi pernikahan saya) tidak seperti yang dituduhkan. Pak Din, tidak demikian adanya. Perkataannya bisa dipegang.

Tapi ya sudahlah, tidak usah dipikirkan lagi. Pusing juga kepala saya. Saya yang tidak terbiasa menulis politik, lha kok jadi sok-sokan ngomongin politik. Makanya analisis saya ngawur dan tidak berbobot.

Nah, mumpung lagi kekinian saya juga mau ah mendeklarasikan KAMU alias Koalisi Aksi Mempererat Ukhuwah. Ukhuwah ini maksudnya persaudaraan sesama anak bangsa. Meski kata ukhuwah berasal dari bahasa Arab yang artinya persaudaraan, siapa saja bisa masuk kok ke dalam KAMU. Bebas.

Yang beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu dari berbagai suku bangsa dan lintas generasi silakan bergabung dengan KAMU. Sumbangkan ide-ide pemikiranmu agar ikatan persaudaraan tidak mudah goyah, atau bahkan lepas.

Tidak mau kan keutuhan NKRI yang terbangun dari rasa persatuan dan kesatuan anak bangsa hancur lebur gegara adanya gangguan dari pihak-pihak yang ingin terjadi perpecahan di negara kita?

KAMU akan saya jadikan momentum mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Pas banget kan? Apalagi masih di bulan kemerdekaan.

"Kita bersaudara. Kita punya Pancasila, kita NKRI. Hentikan saling menyakiti dan melempar fitnah. Hentikan saling menghujat. Mari, kita saling menghormati. Kita bersatu untuk Indonesia." Begitu pidato saya. Pantas tidak?

Jadi apa tujuan saya membuat KAMU? Ya, agar kamu, kami, melebur menjadi kita. Apakah ada yang mau mendukung rencana aksi saya ini?

*Hanya sekedar dagelan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun