Sementara yang beragama Nasrani (Katolik dan Protestan) diberangkatkan ke Yerusalem, Israel, dan Vatikan. Yang beragama Hindu diberangkatkan ke India. Semua pemeluk agama mendapatkan perhatian yang sama.
"Mungkin hanya di Manokwari, yang bupatinya beragama Nasrani tapi saat Idul Kurban menyumbangkan sekitar 100 ekor sapi untuk dikurbankan. Seorang pemimpin itu memang harus memiliki rasa belas kasih," tuturnya.
Meski Manokwari pada Agustus 2019 sempat diwarnai aksi unjuk rasa yang disertai kerusuhan -- buntut dari peristiwa penangkapan sejumlah mahasiswa asal Papua oleh aparat kepolisian dan tentara di beberapa tempat di Jawa Timur pada  17 Agustus 2019, namun ia memastikan Manokwari aman-aman saja.
"Aksi unjuk rasa itu tidak ada kaitannya dengan sikap intoleransi di sini karena pada dasarnya warga Papua memiliki toleransi yang tinggi. Adapun kerusuhan kemarin semuanya sudah diatasi dengan baik," tegasnya.
Dikatakan, di sini menjadi contoh kerukunan dan toleransi umat beragama. Yang dimaksud toleransi adalah menerima perbedaan. Karenanya, di sini dibangun tempat ibadah yang melingkupi semua agama. Manokwari menjadi contoh kota toleransi antarumat beragama di Indonesia.
Terlebih berdasarkan hasil survei Kementerian Agama pada 2019, indeks kerukunan dan toleransi umat beragama di Papua Barat menduduki peringkat tertinggi secara nasional dengan nilai 82,1 dari nilai maksimal 100.
Dari 34 propinsi, Propinsi Papua Barat menempati urutan teratas. Dan, itu artinya, kesadaran masyarakat dalam bertoleransi di sini sudah cukup bagus maka harus dipertahankan. "Jadi, kalau mau belajar toleransi, belajarlah di sini. Karena kerukunan tidak akan terbangun jika tidak ada toleransi," katanya.
Karenanya, ia memastikan tidak ada pelarangan untuk melakukan ibadah menurut keyakinan masing-masing meski Manokwari ditetapkan sebagai Kota Injil.Â
Tidak ada pelarangan pendirian masjid atau rumah ibadah lain, dan memakai jilbab. Semua itu tidak ada dalam raperda. Yang diatur hanya mengenai pembatasan kegiatan masyarakat di hari-hari yang memiliki nilai sejarah dan ibadah.
Mendengar penuturannya, saya seperti mendapatkan pencerahan tentang kedamaian dan toleransi di sini. Tidak seperti informasi yang saya dapatkan dari katanya-katanya. Saya mendapatkan penjelasan langsung dari orang pertama, bukan lagi sekedar katanya-katanya.
Saya pun memiliki kesan tersendiri di sini. Â Jika sebelumnya dalam benak saya akan susah mencari masjid dan bertemu umat Islam, ternyata tidak. Banyak juga yang pakai jilbab, termasuk relasi saya. Bahkan ada masjid di Manokwari yang dibangun oleh seorang perwira menengah TNI AL yang beragama Kristen.