Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Warga Harus "Sadari", Kota Depok Zona Orange Belum Berarti Aman

13 Agustus 2020   08:29 Diperbarui: 13 Agustus 2020   09:38 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman SMA saya yang lain karena ketakutan terpapar Covid-19, memutuskan naik kereta jam 4.47 dari Stasiun Depok Lama untuk menghindari antrian dan tidak bersentuhan fisik dengan orang lain. "Ih kan gue jadi parno," katanya. Terlebih ia memiliki anak-anak yang masih usia SD.

Teman saya di group lain -- yang semua anggotanya warga Kota Depok, meminta Pemkot Depok serius menangani lonjakan kasus positif Covid-19 meski sekarang berada dalam zona orange (resiko penularan sedang).

"Harus ada langkah serius dari pemerintah menangani lonjakan kasus positif di Kota Depok," kata kawan dalam satu komunitas "Peduli Kanker Depok".

Abang saya yang tinggal di Kecamatan Pancoran Mas, Depok, berpandangan warga selama ini menghadapi sendiri situasi sulit di masa pandemi Covid-19. Keabaian pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 juga berdampak pada keabaian warga menjalankan protokol kesehatan.

"Kita yang tanggung sendiri konsekuensi pelonggaran PSBB. Tidak patuh protokol kesehatan, kita yang disalahkan. Pemerintah sudah benar melindungi kita belum? Jangan apa-apa kita yang disalahkan," tukasnya.

Kalau menurut saya, Pemkot Depok sih sebenarnya sudah cukup serius menangani penyebaran Covid-19, cuma tinggal keseriusan warganya saja untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19 yang sering disosialisasikan.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok juga semakin mengintensifkan Gerakan Bermasker, menjaga jarak fisik, dan mencuci tangan, melalui peran kecamatan dan kelurahan.

Pemkot Depok juga sudah menghidupkan Kampung Siaga Covid-19 (KSC) berbasis Rukun Warga (RW) dalam membantu upaya pencegahan penularan Covid-19. Terbukti, Ketua RT beserta istri di tempat tinggal saya selalu rutin menginfokan perkembangan terkini terkait Covid-19 disertai dengan sejumlah himbauan sebagai pengingat diri.

Belum lagi program Pembatasan Sosial Kampung Siaga (PSKS) dalam upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 pada RW yang termasuk memiliki risiko penularan tinggi.

Kita sebagai warga juga harus sering-sering membaca perkembangan Covid-19. Bukan untuk menakut-nakuti, tetapi agar kita kian waspada. Kalau perlu, tidak sungkan untuk bertanya kepada Ketua RW dan Ketua RT tempat kita tinggal.

Peran serta kita sebagai warga begitu penting dalam memutus rantai penyebaran Covid-19. Kalau mengutip istilah "sadari" atau "periksa payudara sendiri" untuk mendeteksi dini kanker payudara, maka warga Depok juga harus "sadari" alias "sadar diri sendiri". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun