Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Menanti Kelanjutan Episode Drama "Djoko Tjandra"

8 Juli 2020   07:55 Diperbarui: 9 Juli 2020   05:24 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Parahnya dia belum tertangkap lho! Ketahuan ada di Indonesia terungkap saat Kejagung Rapat Kerja dengan Komisi III DPR, Juni lalu. Dan, menjadi ramai kala mengurus e-KTP. Kok bisa ya? Apakah sebegitu rapuhnya hukum kita? 

Menteri Mahfud MD saja sampai harus memanggil empat institusi guna menelusuri perkembangan kasus terpidana kasus Bank Bali, Djoko Sugiarto Tjandra yang kini masih buron itu. (Kuasa hukumnya apakah tidak melaporkan diri jika kliennya ada di tanah air?)

"Dalam waktu dekat ini akan memanggil 4 institusi, yaitu Kemendagri, mengenai kependudukan, Kepolisian, dan Kejaksaan Agung terkait penegakan hukum dan keamanan, juga Menkumham terkait imigrasi-nya. Kita akan kordinasi," ujar Mahfud Md dalam keterangannya, Selasa (7/7/2020).

Jadi bisa dimaklumi juga sih, jika sekelas menteri saja tidak tahu keberadaan Djoko Tjandra, bagaimana di level bawahnya? Tapi menurut saya, kuasa hukum si buronan itu harus juga dijerat pidana karena "melindungi" pelaku kejahatan. Ini kan sama saja dengan "menampar" banyak wajah: hukum, pemerintah, keadilan sosial, bahkan presiden.

Tapi apalah saya ini, hanya warga biasa, rakyat "jelantah" yang "buta hukum". Saya pun tertawa, persis seperti lirik lagu Pelangi di Matamu itu. "Jam dinding pun tertawa, karna ku hanya diam dan membisu, ingin kumaki, diriku sendiri, yang tak berkutik di depanmu."

Ya sudahlah, saya mau melihat episode drama berikutnya. Apakah terus bersambung hingga bertahun-tahun berikutnya seperti sebelum-sebelumnya? "Mungkin Sabtu nanti, kuungkap semua, isi di hati, dan aku benci, harus jujur padamu, tentang semua ini".

Saya pun beranjak, bersiap-siap diri menuntaskan ketikan yang tertunda lalu lanjut ke RSCM. Saya mau kontrol ke bagian Radioterapi. Rencana saya sih begitu. "Ada yang lain, di senyummu, yang membuat lidahku, gugup tak bergerak..."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun