Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan ada enam kriteria yang perlu dipenuhi oleh suatu negara sebelum melonggarkan pembatasan dan memasuki era new normal.Â
Pertama, negara harus memiliki bukti bahwa penularan Covid-19 di wilayahnya telah bisa dikendalikan. Bila mengacu pada angka reproduksi (R0), situasi bisa dikatakan terkendali bila angka R0 di bawah 1.Â
Kedua, sistem kesehatan yang ada sudah mampu melakukan identifikasi, isolasi, pengujian, pelacakan kontak, hingga melakukan karantina orang yang terinfeksi. Sistem kesehatan ini mencakup rumah sakit hingga peralatan medis.
Ketiga, risiko wabah virus corona harus ditekan untuk wilayah atau tempat dengan kerentanan yang tinggi. Utamanya, di panti wreda, fasilitas kesehatan mental, serta kawasan pemukiman yang padat.
Keempat, penetapan langkah-langkah pencegahan di lingkungan kerja. Meliputi penerapan jaga jarak fisik, ketersediaan fasilitas cuci tangan, dan penerapan etika pernapasan seperti penggunaan masker.
Kelima, risiko terhadap kasus dari pembawa virus yang masuk ke suatu wilayah harus bisa dikendalikan.Â
Keenam, masyarakat harus diberikan kesempatan untuk memberi masukan, berpendapat dan dilibatkan dalam proses masa transisi menuju new normal.
Begitu yang disampaikan Prof Ridwan Amiruddin PhD, epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, saat menjadi narasumber diskusi daring bertajuk "Pasca PSBB dan Kehidupan Normal Baru".
Diskusi daring ini diadakan bersama Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Komunitas Literasi Gizi, Literasi Sehat Indonesia, sadargizi.com dan Departemen Kesehatan Dewan Pengurus Pusat (BPP) Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, yang ikuti peserta dari kediaman masing-masing.
Yang menjadi pertanyaan, apakah Indonesia sudah memenuhi keenam persyaratan untuk menerapkan "new nomal" atau "kenormalan baru" yang hari ini mulai berjalan? Kalau saya pribadi sih bilangnya belum.
Buktinya, tren kasus positif Covid-19 masih bertambah saja, meski angka kesembuhan juga meningkat, tapi tetap saja saya khawatir. Terlebih masih banyak masyarakat yang menganggap sepele Covid-19. Masih banyak juga yang enggan menggunakan masker.