Tidak dapat dinafikan paradigma symbiotic merupakan paham yang paling sekufu dengan keberadaan sosiologis Indonesia, namun yang perlu diperhatikan secara intens, sejauh mana intervensi agama dapat masuk kedalam negara, dan sejauh mana negara dapat menyusup kedalam agama. Agama harus tetap dalam porosnya sebagai  Etic of Control suatu negara, dan negara tetap berjalan sesuai rotasinya sebagai Protector dari agama.
Harmonisasi jalinan hubungan akan tercipta saat agama tetap mencintai agama dan politik tetap mencintai politik sesuai tujuan masing-masing, namun keduanya memberikan sinergi dalam posisi berdampingan, tidak berselingkuh sehingga menimbulkan kecenderungan kekuatan pada satu sisi. Maka hal itulah yang perlu ditekankan kepada masyarakat bahwasannya jangan terlalu sempit dalam memahami agama, apalagi kita berlandaskan negara pancasila.(M2h)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H