Mohon tunggu...
Arunika Rintani
Arunika Rintani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Sosok yang lahir di Ujung Utara Pulau Dewata. Dengan Sejuta Mimpi Dengan Sejuta Cerita Lewat literasi dengan nama pena "Arunika Rintani" Berkarya dan Berekspresi Serta Berkreativitas ☺️

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Ironi Lantunan Syahdu: Ketika Lirik Cinta Duniawi Berselubung Nasyid dan Qosidah

17 Januari 2025   08:51 Diperbarui: 17 Januari 2025   08:51 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

>

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku."

(QS. Adz-Dzariyat: 56)

Kembali ke Esensi Seni Islami

Sebagai santri, saya percaya bahwa seni Islami harus kembali kepada esensinya: menyampaikan pesan kebaikan, memperkuat iman, dan mendekatkan manusia kepada Allah. Seni tidak boleh menjadi sarana untuk memuja hawa nafsu atau mengejar popularitas semu.

Mari kita renungkan, apakah yang kita lantunkan hari ini mendekatkan kita kepada Allah, atau justru menjauhkan kita dari-Nya? Setiap bait yang kita nyanyikan akan menjadi saksi di akhirat kelak.

Semoga kita semua, baik penyanyi maupun pendengar, selalu diberi hidayah untuk memilih jalan yang benar. Jangan biarkan seni Islami kehilangan maknanya. Kembalilah pada esensi, jadilah insan yang menjadikan seni sebagai ibadah, bukan sekadar hiburan.

Mari kita lantunkan nasyid, qosidah, dan rebana yang benar-benar mendekatkan jiwa kepada Sang Pencipta, bukan yang menyelubungi cinta duniawi dalam syahdu melodi.

"Seni tanpa ilmu adalah hampa, melodi tanpa makna adalah dusta. Dakwah adalah amanah, bukan jalan menuju popularitas semu."

Hak Cipta 2025 Arunika Rintani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun