Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengabdian Tanpa batas

25 November 2024   18:24 Diperbarui: 25 November 2024   18:27 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber fhoto bing image kreator digital Ai

"Bu, Martinah... ada yang ingin Ibu jumpai di sekolah?" tanya bu. Syifa seraya meraih tangan sang guru sepuh dengan lembut.

"Bu syifa? Kenapa bertanya seperti itu? Ya jelas saya ingin bertemu dengan semunya," Bu Martinah, menjawab sambiltersenyum. Lalu meninggalkan guru muda yang menatapnya penuh iba.

Bu Syifa langsung menuju ruang kepala sekolah. "Di mana sekarang beliau?" tanya Pak Burhan. Kepala sekolah Bakti Pertiwi.

"Ada di ruang guru, Pak." Sang kepala sekolah bergegas menuju ruang guru di ikuti, Bu Syifa.

Dengan santun Pak Burhan mengajak Bu Martinah keruangannya.

"Selalu seperti itu. ingat gak dua bulan lalu pas beberapa hari Bu Martinah baru saja di non aktifkan. Ia pun melakukan hal yang sama. Bahkan sudah masuk keruang kelas. Bikin heboh saja," celetuk salah seorang guru laki-laki dari meja kerjanya.

Bu Syifa hanya menghela nafas seraya melirik ke arah asal suara lalu pergi menuju ruang kepala sekolah.

Nampak Bu Martinah berjalan keluar dari ruangan di dampingi pak Burhan. "Bagaimana Bu? Mau saya antar?"

"Ah... tidak usah Pak. Terimakasih... maaf saya selalu lupa jika saya sudah di nonaktifkan," ucapnya di balut senyum.

"Bu... saya antar pake motor ya, sepedanya nanti di antar pihak sekolah," ujar Bu Syifa.

"Terimakasih Bu Syifa. Saya masih bisa mengayuh sepeda sampai rumah," ujarnya menolak tawaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun