"Bu, Martinah... ada yang ingin Ibu jumpai di sekolah?" tanya bu. Syifa seraya meraih tangan sang guru sepuh dengan lembut.
"Bu syifa? Kenapa bertanya seperti itu? Ya jelas saya ingin bertemu dengan semunya," Bu Martinah, menjawab sambiltersenyum. Lalu meninggalkan guru muda yang menatapnya penuh iba.
Bu Syifa langsung menuju ruang kepala sekolah. "Di mana sekarang beliau?" tanya Pak Burhan. Kepala sekolah Bakti Pertiwi.
"Ada di ruang guru, Pak." Sang kepala sekolah bergegas menuju ruang guru di ikuti, Bu Syifa.
Dengan santun Pak Burhan mengajak Bu Martinah keruangannya.
"Selalu seperti itu. ingat gak dua bulan lalu pas beberapa hari Bu Martinah baru saja di non aktifkan. Ia pun melakukan hal yang sama. Bahkan sudah masuk keruang kelas. Bikin heboh saja," celetuk salah seorang guru laki-laki dari meja kerjanya.
Bu Syifa hanya menghela nafas seraya melirik ke arah asal suara lalu pergi menuju ruang kepala sekolah.
Nampak Bu Martinah berjalan keluar dari ruangan di dampingi pak Burhan. "Bagaimana Bu? Mau saya antar?"
"Ah... tidak usah Pak. Terimakasih... maaf saya selalu lupa jika saya sudah di nonaktifkan," ucapnya di balut senyum.
"Bu... saya antar pake motor ya, sepedanya nanti di antar pihak sekolah," ujar Bu Syifa.
"Terimakasih Bu Syifa. Saya masih bisa mengayuh sepeda sampai rumah," ujarnya menolak tawaran.