Nafisa langsung mundur, baru Nafisa membuka pintu ternyata Salsa sudah berdiri di dekat pintu keluar.
"Maafkan aku, Sa. Tidak seharusnya aku marah kepada orang yang sedang belajar," Nafisa lantas memeluk Salsa.
Salsa terdiam, otaknya di penuhi oleh banyak fikiran, lamat-lamat ia mendengar pembicaraan pak Kiayai dan Nafisa. Di balik pintu rumah kiayi yang tidak tertutup rapat.
Ia semakin baingung. Ada sesuatu yang mengalir jernih ke dalam lubuk hatinya. Entah apa itu.