Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Pintu Rumah Kiayai

18 Maret 2024   14:18 Diperbarui: 18 Maret 2024   15:25 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber fhoto bing image kreator digital Ai

"Pak Kiyai, pakai jampi-jampi," bisik Salsa.

Mendengar jawaban Salsa. Mata Nafisa langsung terbelalak, ia berdiri seraya berkacak pinggang. Wajah herannya kini berubah menjadi raut amarah.

"Berani-beraninya kamu bilang pak kiayi seperti itu?" ucap Nafisa dengan intonasi suara yang mulai meninggi.

"Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri! Pak Kiayai mengelilingi pondok sambil membaca mantra," seru Salsa dengan keyakinan.

"Salsa! Bilang sekali lagi, atau semua santri dan pengurus akan mengusirmu dari sini!" teriak Nafisa menahan emosi.

Semua santri mendadak mengerumuni Salsa dan Nafisa, bahkan pengurus pondok pun turut mendekati. Tidak hanya itu pak Kiayi yang kebetulan melintas di area santri putri pun turut datang. Suara Nafisa membahana ke seluruh area pondok.

Seperti mengetahui perkara yang terjadi, sang kiayai langsung mendekat. Para santri pun beringsut mengundurkan diri sebari menundukkan kepala, memberi jalan kepada tuan guru. Nafisa begitu melihat pak Kiayai langsung menundukkan pandangannya. Amarah yang tadi membara hilang seketika.

Senyum teduh dan suara lembut sang kiayi seolah menghipnotis semua santri. "Nafisa... bisa ikut saya ke rumah?" tanya sang guru. Nafisa mengangguk takjim.

"Baik, yang lain silahkan beristirahat," ucap kiayai kemudian berlalu meninggalkan kamar asrama.

Setelah beberapa langkah sang guru menjauh. Nafisa langsung melangkah menyusul sang tuan guru.

"Assalamuaalaikum," ucap Nafisa setibanya di depan pintu rumah kiayai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun