Mohon tunggu...
Neneng Maulyanti
Neneng Maulyanti Mohon Tunggu... Dosen - perempuan

pensiunan PNS dan dosen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

SOSIOLOGI: MOBILITAS

13 Desember 2021   12:55 Diperbarui: 13 Desember 2021   13:08 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mobilitas sosial vertikal, yaitu perpindahan posisi atau kedudukan individu atau kelompok dari satu strata sosial ke strata sosial lain di dalam masyarakat yang menganut sistem sosial terbuka. Akan tetapi, pada kenyataannya, hampir tak ada masyarakat yang memberlakukan sistem lapisan yang tertutup secara mutlak. Dengan kata lain, mobilitas sosial bisa saja terjadi di dalam sistem  sosial tertutup.

Mobilitas sosial vertikal dapat dibedakan menjadi mobilitas sosial vertikal naik (social climbing), mobilitas sosial vertikal turun (social sinking), dan mobilitas sosial antar generasi.

  • Mobilitas sosial vertikal naik (social climbing), yakni berpindahnya status individu dari kedudukan rendah ke kedudukan tinggi.
  • Mobilitas sosial vertikal turun (social sinking), dapat berupa turunnya individu dari kedudukan yang lebih tinggi ke kedudukan yang lebih rendah, atau turunnya derajat sekelompok individu karena terjadinya disintegrasi kelompok.
  • Mobilitas sosial antar-generasi adalah mobilitas yang terjadi pada generasi yang berbeda, misalnya orang tua berkedudukan sebagai petani atau buruh, anak-anaknya menjadi pengajar di perguruan tinggi atau majikan.

Faktor-Faktor yang Mendorong Terjadinya Mobilitas Sosial

Faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial, antara lain: status sosial, kondisi ekonomi, situasi politik, motif keagamaan, faktor demografi, dan keinginan mendapatkan suasana baru.

Faktor Status Sosial

Ketidakpuasan seseorang atas status yang didapat dari orang tua, dapat mendorong individu untuk berupaya meraih status atau kedudukan yang lebih baik.

Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan, misalnya yang dialami oleh masyarakat di daerah minus, mendorong mereka untuk berurbanisasi ke kota-kota besar dengan harapan memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih baik. Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan merefleksikan suatu standar hidup yang lebih tinggi, yang kemudian akan mempengaruhi peningkatan status.

Situasi politik

Situasi keamanan yang tidak kondusif dapat mempengaruhi penduduk untuk meninggalkan negaranya. Misalnya, perang antara elit politik di Korea Utara menyebabkan perpindahan penduduk warga Korea Utara menerobos masuk ke Korea Selatan..

Motif-motif keagamaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun