Peran SosialÂ
Selain status sosial, pada diri seseorang melekat pula peran sosial lainnya. Setiap orang mempunyai peran sesuai dengan status sosial yang disandangnya.Â
Peran sosial memiliki fungsi mengatur perilaku individu yang berhubungan dengan status sosialnya. Status sosial yang berbeda menyebabkan terjadinya peran sosial yang berbeda pula. Peran sosial adalah suatu tindakan yang diharapkan dari individu sesuai dengan status sosial yang disandangnya, sehingga peran dapat berfungsi pula untuk mengatur perilaku seseorang. Peran sosial seseorang dapat berbeda-beda ketika ia menyandang status yang berbeda, sehingga kerap terjadi konflik peran.
Konflik peran timbul karena terjadi benturan antar peran-peran yang dimiliki  seseorang. Konflik peran dapat menimbulkan perang batin dalam diri seseorang, karena sulit menemukan solusinya. Contohnya: Seorang dokter yang berstatus sebagai kepala sebuah Rumah Sakit, selain bertugas mengobati pasien, juga harus melindungi kesejahteraan semua orang yang bekerja di rumah sakitnya. Ketika salah satu dokter di Rumah Sakit tersebut melakukan terobosan baru dengan menemukan metode baru dalam menangani pasien gagal jantung, maka dia berkewajiban memberi penghargaan terhadap dokter tersebut. Akan tetapi, bila IDI (Ikatan Dokter Indonesia) menentang metode baru tersebut, maka dia wajib memberi teguran keras terhadap dokter tersebut. Konflik peran yang terjadi di dalam diri kepala rumah sakit tersebut berupa penentuan keputusan antara melanjutkan penerapan metode baru dan memberi penghargaan terhadap dokter yang berdedikasi, atau mengenakan sanksi terhadap dokter tersebut sesuai perintah dari IDI.  Â
Paramater Struktur SosialÂ
Dalam struktur sosial lazim dijumpai adanya ketidaksamaan sosial. Ketidaksamaan sosial ini umumnya dilihat dalam dua aspek, yaitu ketidaksamaan sosial secara horizontal (perbedaan antar individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang lebih tinggi atau lebih rendah), dan ketidaksamaan sosial secara vertikal (perbedaan antar individu atau kelompok dalam masyarakat yang menunjukkan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi). Pengelompokan horizontal didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama, profesi dan jenis kelamin.Â
Referensi:
Kornblum, William. 2000. Sociology in a Changing World. Orlando. Harcourt Brace College.
Linton, Ralph. 1984. The Study of Man (terjemahan). Bandung. ITB Press.
Soekanto, Soerjono. 1992. Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta. Rajawali Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H