Mohon tunggu...
Neneng Maulyanti
Neneng Maulyanti Mohon Tunggu... Dosen - perempuan

pensiunan PNS dan dosen

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ciri Khas Bahasa Jepang

9 November 2021   18:18 Diperbarui: 10 November 2021   12:08 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Struktur kalimat dan partikel

Untuk memahami struktur kalimat bahasa Jepang, sebaiknya kita membandingkan dengan struktur kalimat bahasa Indonesia.

Kalimat bahasa Indonesia menganut sistem SPOK ---  Subjek-Predikat-Objek-Keterangan.

Kalimat  bahasa Jepang menganut sistem      SKOP ---  Subjek-Keterangan-Objek-Predikat.

Contoh:

Saya     makan     apel     merah

   S               P             O             K

Bila di dalam bahasa Jepang

saya = watashi (わたし)

makan = taberu (食べる)

apel = ringo (りんご)

merah = akai (赤い)

maka susunan kalimat dalam bahasa Jepang menjadi:

わたし 赤い りんご 食べる

    S            K            O             P

Susunan kalimat di atas sudah benar, namun masih belum sempurna. Untuk menyempurnakannya diperlukan partikel untuk memperjelas subjek, objek dan predikat. Di dalam kalimat di atas diperlukan partikel wa (は) yang disisipkan setelah subjek, dan o/wo (を) di tengah objek dan predikat.

わたし  赤い りんご  食べる

Partikel ‘wa’ (は) menunjukkan ‘siapa yang makan’ dan partikel ‘o/wo’ (を)menunjukkan ‘apa yang dimakan’.

Partikel di dalam bahasa Jepang disebut ‘joshi’ (助詞). Jumlah partikel di dalam bahasa Jepang cukup banyak, antara lain: wa (は), ga (が), o (を), ni (に), e (へ), to (と), mo (も), no (の), de (で), ya (や), ka (か), na/nā (な/なあ), shi (し), ni (に), wa (わ), node (ので), hodo (ほど), kurai (くらい), nagara (ながら), shika (しか), dan sebagainya.

Partikel-partikel ini memiliki fungsi masing-masing yang baru  bisa diartikan bila sudah berada di dalam kalimat. Artinya, partikel tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu, cara memahami masing-masing partikel adalah dengan menggunakan pola kalimat yang bisa diidentikkan sebagai struktur kalimat. Pola kalimat mempermudah pembelajar membangun dan mengembangkan kalimat yang benar. 

Misalnya dalam kalimat わたし は 赤い りんご を 食べる, maka pola kalimatnya biasa ditulis sebagai berikut:

(S)  (K)  (O)     (P)

Kata Kerja

Kata kerja bahasa Jepang berubah sesuai keperluan. Untuk memahaminya dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan bahasa Indonesia sebagai berikut.

Struktur bahasa Indonesia:          

Struktur bahasa Jepang:

7-618b539c06310e7fd0253322.png
7-618b539c06310e7fd0253322.png
Dari struktur di atas, dapat dilihat bahwa keterangan diletakkan di akhir kalimat dan tersambung dengan kata kerja, sehingga kalimat yang benar menjadi:

Saya makan apel merah                 :  わたしは 赤い りんごを 食べる。

Saya tidak makan apel merah     :  わたしは 赤い りんごを 食べない

Kata Sifat

Selain kata kerja, kata sifat pun mengalami perubahan, sehingga kata-kata keterangan seperti {tidak, sudah, mau, kalau} tidak diperlukan lagi.

Contoh:

このりんごは 赤い                       (apel ini merah) 

このりんごは 赤くない               (apel ini tidak merah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun