Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
selamat malam teman-teman semua...gimana kabarnya nih? Penulis harap tetap baik-baik aja dan bahagia selalu ya..AAmiin.
nah, kali ini, penulis ingin berbagi kepada teman-teman tentang sebuah tulisan yang penulis tulis berikut referensinya, semoga bermanfaat ya:)
Penciptaan Adam dan menjawab teori Evolusi
Penjelasan Alquran tentang penciptaan Adam sebagai manusia biasa bersifat umum. Hal inilah yang memunculkan banyak kontroversi seputar penciptaan Adam. Beberapa Ayat Alquran ada yang menceritakan tentang penciptaan manusia yang dapat ditemukan dalam Qs. Assaffat : 11 dan Qs. Al-Hajj : 5.
Didalam Alquran surah Al-imran : 59 disebutkan bahwa penciptaan Adam juga melalui proses Evolusi., tidak langsung dari tanah kemudian muncul sebagai manusia. Tetapi jelas, Adam tidak dikandung oleh seorang manusia seperti Isa yang lahir dari seorang ibu yang bernama Maryam. meskipun itu tanpa pembuahan rahim. Jadi, penciptaan Adam dan seluruh manusia melalui Evolusi. Namun, karena Adam merupakan manusia pertama sehingga proses Evolusinya sampai menjadi manusia yang utuh tampak sedikit rumit. Evolusi itu, berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang.[1]
Didalam surah alquran yang lain, terlihat jelas bahwa Allah SWT menciptakan manusak tidak sekaligus, melainkan secara evolusi dimana mulai dari saripati tanah, terus nutfah, darah, daging, dan finishnya menjadi manusia utuh. Kemudian setelah itu barulah ditiupkan ruh (Qs. Nuh : 14) Berdasarkan itu, dapatlah dilihat bahwa penciptaan Adam juga melalui evolusi.
Para ilmuwan kontemporer lebih cenderung menggunakan teori mutasi genetika didalam memahami penciptaan Adam ketimbang teori yang dikemukakan oleh Darwin dimana ia berpendapat bahwa perubahan dari satu tingkat ketingkat yang lain lebih tinggi yang diakibatkan oleh pengaruh kondisi lingkungannya.
Sdangkan hasil penemuan sains modern membuktikan bahwa terjadinya perubahan itu disebabkan oleh adanya mutasi kode genetik dalam sel kelamin yang dapat menimbulkan mutasi semacam itu.[2]
Dengan melihat hasil eksperimen itu, dengan kehendak Allah SWT radiasi alamiah yang berasal dari sinar kosmos ataupun zat radioaktif di bumi itu dapat menimbulkan mutasi genetika, shingga pada masa-masa tertentu berkembang spesies-spesies yang unggul dan tahan terhadap perubaan-perubahan yang membuatnya dapat terus hidup dan meningkat dalam evolusi selanjutnya, mulai dari makhluk bersel satu yang amat sederhana menjadi makhluk-makhluk yang lebih rumit dan terus meningkat selama ribuan juta tahun.
Sebagaimana yang diakui oleh para ilmuwan, manusia merupakan tingkat tertinggi dari rangkaian evolusi saat ini. Bukanlah hal yang mustahil bagi Allah SWT untuk menciptakan makhluk jenis baru yang lebih unggul ataupun lebih canggih dari manusia saat ini.
Teori mutasi genetika tersebut mengisyaratkan bahwa sebelum adam tercipta, bumi telah diisi oleh makhluk yang menyerupai manusia, akan tetapi belum dapat dikatakan manusia. Kemudian Allah menghendaki mutasi genetika dalam kalangan makhluk itu, dimana sesuai dengan firman Allah SWT kun fayakun, maka terwujudlah mutasi itu.
Lalu, Adam sebagai spesis baru yang bernama manusia dan sangat berbeda dari pada makhluk-makhluk sebelumnya dalam berbagai hal itu, terutama kemampuan menalar. Dalam hal ini Allah SWT telah menyatakan dalam Qs. Al Baqarah : 30.
Berdasarkan ayat tersebut, tersirat bahwa jauh seblum Adam diciptakan telah ada makhluk lain yang berperangai jelek hingga sebagian ulama menympulkan bahwa Adam bukanlah makhluk pertama di muka bumi ini melainkan hasil evolusi dalam kurun waktu jutaan tahun.
Spesies baru yang diciptakan ini ( Adam ) benar-benar berbeda dan jauh istimewa dari makhluk seblumya yang pernah Allah ciptakan, bahkan malaikat pun tak mampu menandinginya terutama dari segi kemampuan menalar dan berfikir abstrak konseptual serta menggunakan akal dalam menangkap simbol-simbol.
Dengan adanya kemampuan menalar yang dimilikinya, manusia dapat berkembang, mencipakan peradaban, dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi serta lainnya. Maka dari itu, pantaslah manusia diberi kepercayaan sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Referensi :
Habibi Al Amin, Penciptaan Adam : Mendialogkan tafsir marh labid dengan teori keadilan gender, dalam An Nuha (Vol. 1. No. 1 Juni 2014) Hal. 37-38
Nashruddin Baidan, Op.cit. Hal. 6
Al Baiquni, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern ( Bandung : Pustaka Setia, T.th) Hal.61-62
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H