Lalu, Adam sebagai spesis baru yang bernama manusia dan sangat berbeda dari pada makhluk-makhluk sebelumnya dalam berbagai hal itu, terutama kemampuan menalar. Dalam hal ini Allah SWT telah menyatakan dalam Qs. Al Baqarah : 30.
Berdasarkan ayat tersebut, tersirat bahwa jauh seblum Adam diciptakan telah ada makhluk lain yang berperangai jelek hingga sebagian ulama menympulkan bahwa Adam bukanlah makhluk pertama di muka bumi ini melainkan hasil evolusi dalam kurun waktu jutaan tahun.
Spesies baru yang diciptakan ini ( Adam ) benar-benar berbeda dan jauh istimewa dari makhluk seblumya yang pernah Allah ciptakan, bahkan malaikat pun tak mampu menandinginya terutama dari segi kemampuan menalar dan berfikir abstrak konseptual serta menggunakan akal dalam menangkap simbol-simbol.
Dengan adanya kemampuan menalar yang dimilikinya, manusia dapat berkembang, mencipakan peradaban, dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi serta lainnya. Maka dari itu, pantaslah manusia diberi kepercayaan sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Referensi :
Habibi Al Amin, Penciptaan Adam : Mendialogkan tafsir marh labid dengan teori keadilan gender, dalam An Nuha (Vol. 1. No. 1 Juni 2014) Hal. 37-38
Nashruddin Baidan, Op.cit. Hal. 6
Al Baiquni, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern ( Bandung : Pustaka Setia, T.th) Hal.61-62
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H