Mohon tunggu...
Nenden Widha Soraya
Nenden Widha Soraya Mohon Tunggu... -

Bachelor of Industrial Engineering Telkom University Staff Biro Litbang dan Kendali Mutu LPP Al Irsyad Al Islamiyyah Karawang

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menghafal Quran : Project Seumur Hidup

6 Januari 2017   16:19 Diperbarui: 6 Januari 2017   16:25 2035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Selama ini ko rasanya berat banget yaa buat menghafal Quran? Hmm diri ini rasanya paling lemah deh dalam perkara hafalan Quran. Padahal untuk menghafal yang lainnya (ex: mengafal pelajaran) rasanya ngga ada masalah tuhh.

Ya iyalah berat, orang cuma dirasa-rasa, action-nya ngga pernah!!

Akibatnya sampai saat ini hanya punya hafalan seadanya, ala kadarnya, innalillahi..

Meski sepekan sekali ketika mengaji ada agenda tahfidz berupa mengulang hafalan (murajaah) atau menambah hafalan (tasmi). Tapi tetep aja suka menghindar, suka membuat pembenaran (hujah) sendiri supaya ngga berangkat ngaji dan ngga perlu setor hafalan Quran, innalillahi (2). Padahal ngga ada target berapa banyak ayat yang harus kami hafal dalam sepekan.

Dalam hati, ihh malu deh dateng ke pengajian, masa udah segede gini hafalan Qurannya masih sedikit, disitu-situ aja lagi hafalannya. Temen-temen yang lain mah waaa udah banyak banget hafalan Qurannya, entah sedang hafalan di juz berapa??

Yang ada malah lupa sama ayat Al Quran yang sedang dihafal karena jarang diulang, ngga pernah serius ngafalin Quran di rumah kalau ngga dipepet-pepet ngafalin sehari sebelum mengaji. Bukannya nambah ehh malah berkurang hafalannya, innalillahi (3).

Ya iyalah lupa, orang ngafalin Quran-nya banyak dan secepat kilat (SKS), ngga pernah dimurajaah (diulang) pula. Akhirnya cepet juga hilangnya, innalillahi (4).

Seharusnya ngga boleh tuh ngga dateng ngaji. Ngga boleh begitu terus, ngga boleh dibiarin, ngga boleh didiemin. Takutnya nanti nambah parah dan merembet ke amalan lainnya. Yaa kalau memang ini sisi kelemahanku, maka harus dicari jalan keluarnya, solusinya. Bongkaar!

Jadilah aku seorang pendekar, ceritanya pendekar shaolin yang sedang berguru ilmu tentang tata cara menghafal Quran yang asik. Lagian kan kalau ngga benar-benar tau ilmunya, takutnya cuma sekedar keinginan sesaat, ngga jadi cita-cita jangka panjang. Terus kalau ibarat amal tanpa ilmu = buta, ilmu tanpa amal = lumpuh. Maka hukum mempersiapkan bekal ilmu sebelum menghafal Quran itu perlu-kudu-mesti-wajib-fardu ‘ain deh pokoknyaa!

Membangun Semangat Menghafal Quran

1. NIAT!!

Berazzam atau bertekad dengan kuat. Aku juga pernah membaca sebuah buku, katanya tuhh kita harus punya azzam yang kuat supaya bisa mencapai apa yang kita cita-citakan. Harus terus memperkuat azzam dari hari ke hari. Jangan sampai melemah atau kita ngga akan pernah sampai ke tujuan yang pingin kita capai itu, innalillahi (5).

Nahh emangnya gimana sih cara memperkuat azzam? Salah satunya dengan terus memperbaharui niat..

Ehh ngomong-ngomong tentang niat. Apa nih niat kamu menghafal Quran? Apa supaya ngga kalah sama temen di pengajian? Apa supaya ngga malu sama temen di pengajian? Apa supaya dibilang keren sama temen-temen di pengajian? Apa supaya pas jadi imam sholat bisa mamerin hafalan Qurannya? Ooh nooo, astaghfirullah.

Niatnya cuma boleh satu, cuma boleh karena Allah, mengharap ridho Allah. Ngga usahlah cape-cape mikirin penilaian manusia tentang diri kita. Kamu pingin dibilang sholehah sama orang-orang?? Ahh cape kalau kaya gitu caranya. Udah kaya artis aja yang selalu pingin dipuja-puja sama makhluk. Giliran ada yang ngga kenal siapa kamu, ehh sakit hati dehh.

Kan yang berhak menilai itu hanya Allah. Allah satu-satunya juri yang paling objektif karena bisa menilai sampai ke dasar hati makhluk-Nya. Yuk marii kita sama-sama luruskan niat, bersihkan hati karena Al Quran itu kitab yang suci. In syaa Allah nikmatnya membersamai diri dengan Al Quran juga akan terasa sampai ke lubuk hati terdalam, in syaa Allah.

2. Mujahadah, berjuang!

3. Istiqomah, aamiin..

Ada yang bilang, entah ini quote buatan siapa? Istiqomah itu memang tidak mudah, sulit, berat karena surga itu harganya mahal, harus dibayar dengan berlelah-lelah, berletih-letih. Bukan dengan bersia-sia atau bermalas-malasan. Heheh, agak dikarang-karang sedikit sih supaya lebih mencekam gituu.

Salah satu strategi menghafal Quran di antaranya yaitu mengoptimalkan waktu. Memberikan space waktu yang istimewa untuk menghafal Quran. Bukan menyisakan waktu untuk menghafal Quran yaa. Bukan memberikan waktu sisa! Misal nih sehabis shalat tahajud sambil menunggu subuh, menghafalkan Quran karena otak masih fresh di waktu-waktu itu // sehabis sholat duha, kan masih pagi tuh masih seger // antara Maghrib dan Isya, tapi yang ini waktunya cukup sempit yaa hmm // sehabis Isya sampai sekenyangnya, tapi awas ketiduran! Pokoknya pilih waktu sendiri, yang sekiranya optimum sebagai waktu menghafal Quran (kondusif). Terus berusaha untuk istiqomah, konsisten, disiplin setiap hari, komitmen. Hiaakkk hamaassaahhh Kakakk!

Ikhtiar lainnya ketika menghafal Quran di antaranya jauhi maksiat! Seperti mendengarkan musik (ini katanya sangat berpengaruh), nonton tv (kan buang-buang waktu), bahkan menunda-nunda sholat juga bagian dari maksiat (kata diri sendiri, innalillahi (6)), serta jauhi berbagai hal yang sia-sia lainnya. Ihh tuh kan, bayak juga maksiat yang secara ngga sadar suka kita lakukan dalam sehari semalam bukan? Padahal kalau perbuatan maksiat itu bisa kita jauhi, kita buang, kita bisa lebih produktif, Allahuma aamiin.

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran. (QS. al-Qamar:17)

Sabda Rasulullah saw, ”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.” Beliau saw ditanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah.” Beliau saw menjawab, “Mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

“Penghafal Quran akan datang pada hari kiamat dan Al Quran berkata: “Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia. Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan). Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku, ridhailaih dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga). Dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR Tirmidzi)

Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?". Dijawab, "Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an." (HR. Al-Hakim)

Dari Abi Umamah ra. ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya)."" (HR. Muslim)

“Orang yang hafal Al-Quran itu adalah pembawa panji-panji Islam. Siapa yang memuliakannya berarti ia memuliakan Allah, dan siapa yang menghinanya, maka ia akan dilaknat oleh Allah SWT” (HR Ad-Dailami dalam Musnad Al-Firdaus)

“Barangsiapa membaca Al-Quran dan menghafalnya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, dan memberinya hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya dimana mereka semuanya telah ditetapkan untuk masuk neraka”. (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Dari Abdillah bin Amr bin ’Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Akan dikatakan kepada shahib Al Qur’an, "Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca." (HR. Abu Daud dan Turmudzi)

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Faathir 35:29-30)

Metode Menghafal Al Quran

Kalian mau tau ngga rahasia seputar menghafal Al Quran? Nih, aku kasih tau yaa. Jadi gini nihh. Sebenernya, menghafal Quran itu mudaahh. Eitss ada tapinya, tapi menjaganya itu loh yang perlu kehati-hatian! Waspada-waspadalah!

Ini dia beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghafal Al Quran, bersumber dari salah seorang ustad pada saat mengikuti program menghafal Quran.

Metode 1: Pertama-tama, baca 1 halaman full ayat Al Quran yang ingin dihafal. Ingat! Dibaca yaa. Kemudian mulai dibaca per-ayat beserta artinya. Hafalkan secara bertahap. Jangan maju ke ayat berikutnya sebelum hafal! Nahh kalau sudah hafal, dites deh hafalan Quran 1 halaman full-nya itu.

Metode 2: Pertama-tama, baca 1 halaman full sebanyak 40x. Dibaca yaa, diliat ayatnya, Qurannya dibuka, jangan ditutup. Nah setelah itu baru coba lafalkan dengan menutup Al Qurannya. Kan ceritanya, membaca = menyecan (scan) ayat yang ingin dihafal. Atau ngga perlu langsung 1 halaman full tapi, coba sebanyak ayat Al Quran yang ingin dihafal.

Sebenernya kunci menghafal Al Quran biar hafal dan terjaga, ya diulang-ulang terus bacaannya. Di-murajaah. Semakin sering kita membaca (melihat), semakin sering kita menghafal, semakin sering kita mengulang, semakin sering kita mendengar maka semakin nempel ayat Al Quran itu di ingatan kita, in syaa Allah. Itu sebabnya, kenapa kita perlu membaca ayat yang ingin kita hafal sampai 40x. Sebenernya 20x juga boleh, bahkan 100x sangat dibolehkan heheh. Kembali lagi ke kemapuan menghafal setiap orang. Enaknya (eeh mampunya) berapa kali mengulang?

Saat-saat terbaik untuk mengulang, mengetes, menjaga hafalan diantaranyaketika sedang sholat. Coba dehh, ini mah bener! Jituu!

Kadang karena kita terlalu semangat menghafal Al Quran, ayat yang sedang kita hafal bisa dibaca berulang-ulang kali, sebanyak berpuluh-puluh kali. Endingnya suka lelah.. Makanya tips selanjutnya adalah berolahraga! Ihh apa hubungannya cobaa? Karena olahraga itu dapat memperlancar aliran darah kita. Jadi suplai darah ke otak pas kita lagi menghafal bisa lancar jaya soalnya kita rutin berolahraga. Yukk ikut lomba maraton! Heheh becandaa.

Metode 3 : Memaksimalkan indra pendengaran (audio) dengan cara merekam hafalan atau menyetel murotal Quran. Katanya kalau kita sudah terbiasa mendengarkan ayat Al Quran, berulang kali, lama-lama kita bisa hafal sendiri atau hafal setelah mencoba atau berlatih untuk menghafalnya. Waa kereennn! Dari telinga, masuk ke otak, dan terekam di memori kita, masyaAllah.. Selain itu, bagi yang kemampuan intelegensianya bertipe visual (lebih mudah menyerap informasi dengan cara melihat) maka dengan membaca, melihat langsung ayat Al Quran yang ingin / sedang dihafal, itu dapat mempermudah.

Oiaa, kalau bisa pergunakan satu Quran tetap ya untuk menghafal. Jangan ganti-ganti Quran, mentang-mentang stok Quran-nya se-rak di rumah, jadi setiap hari ganti. Kenapa cobaa? Karena mata kita sudah terbiasa dengan satu Quran yang biasa dipakai untuk menghafal. Sudah hafal letak ayatnya di mana, di lembar kiri atau kanan, di sudut atas atau bawah, dirata kiri, tengah, atau kanan. Jadi kalau sekiranya lupa, mata, otak, dan memori kita bisa saling bersingkronisasi, mengingat-ngingat letak ayatnya di mana yaa atau boleh deh sedikit mengintip isi Al Quran-nya supaya tambah yakin di mana letak ayat yang sedang dihafal.

Boleh juga nih pakai Quran Ustmani biar enak ngafalin Qurannya. Supaya tau Quran kita terbitan Utsmani atau bukan, coba cek jumlah halamannya, biasnya berkisar 604 halaman dan dalam satu halaman terdapat 15 baris. Quran Ustmani memudahkan kita dalam menghafal Quran karena setiap ayat berakhir di pojok kiri bawah, jadi kita ngga perlu susah-susah membuka lembar baru untuk menyambung ayat yang terputus. Nahh kalau 1 halaman ada 15 baris, itu akan memudahkan kita untuk membagi-bagi hafalan. Misal 3 baris - 3 baris dulu ahh ngafalinnya, setiap 3 baris dibaca 40x (dibaca, dilihat, dibuka Qurannya) terus coba dihafal dengan menutup Quran atau sedikit mengintip isi Quran bila ada yang lupa. Enakkk kaannn!

Ehhiaa, ini ngga kalah penting! Kamu mau menghafal Quran? Bacaan Quran kamu udah benar? Panjang pendeknya, tadjwidnya, dll-nya? Kalau belum, mending perbaiki dulu bacaan Qurannya sampai mumtaz. Soalnya ketika menghafal, kita harus menghafal setiap ayat beserta dengan hukum-hukum bacaannya. Merasa berat, susah, sulit? Ngga ko, asiikk malah. Enjoy! Apalagi kalau murajaah sambil nyetel murotal Quran. Suara qori-nya enak didengar, merasuk ke dalam relung jiwa, hukum-hukum bacaannya juga kena. Cobaa dehh kalau ngga percaya.

Kalau udah punya hafalan yang banyaak, jangan lupa dimurajaah dari awal. Luangkan waktu khusus untuk mengulangnya dari awal. Misal Senin - Jumat khusus menambah hafalan, Sabtu khusus mengulang hafalan dari awal, Ahad khusus istirahat atau merefresh diri heheh.

Tips Menjaga Hafalan Quran

1. Jauhi maksiat, seperti apa yang telah dijelaskan sebelumnya yaa. Ingat ingatt ting!

2. Bersahabat dengan Al Quran. Dikit-dikit Quran, dikit-dikit Quran. Bangun tidur Quran, habis sholat Quran, lagi istirahat Quran, mau tidur Quran. Lagi luang baca Al Quran, kalau bosen murajaah hafalan, bosen lagi tadabbur makna / kandungan Al Quran, bosen bosen bosen mending nambah hafalan Quran. Intinya tiada waktu tanpa Al Quran. Waa mantapp, udah kaya pesantren, karantina Al Quran yaa.

3. Berkumpul di dalam halaqoh / majelis ilmu / berkumpul bersama dengan orang-orang sholeh. Mereka yang mampu mengingatkan kita ketika sedang futur. Mereka yang mampu menyemangati kita ketika lelah dan bosan. Mereka yang mampu me-recharge semangat kita ketika sedang down. Nahh kalau semuanya sedang down gimana? Yaa minta nasihat ke Ustad / Ustadzah, begitu kok repott.

4. Diulang saat sholat. Tuhh kan kata aku juga apaa? Diulang saat sholat. Beneran deh, ampuh! Yuk sholat, makin semangat mendirikan sholat deh, biar hafalan Qurannya juga tambah banyak, biar beneran jadi hafidzul Quran, aamiin.

Masih ngga hafal-hafal jugaa? Innalillahi (7). Coba instrospeksi diri, evaluasi diri, bermuhasabah, jangan-jangan kita banyak dosanya, banyak nodanya, Innalillahi (8). Taubat-taubaatt!

Sebagai intermezo nih yaa. Ada sebuah cerita. Di Rengas Dengklok Kab. Karawang ada seorang Ustad yang bernama Ustad Ismail. Beliau merupakan seorang hafidzul Quran. Ustad Ismail Al Hafidz. Di saat beliau duduk di bangku sekolah, beliau mulai menghafal Quran. Selama 3 tahun, di saat SMA, beliau mampu menghafal Quran sebanyak 7 juz, masyaAllah.

Nahh kalau anak jaman sekarang, SMA bukannya ngafalin Al Quran malah pacar-pacaran, trek-trekan, main games online, innalillahi (9). Tapi ngga semua anak jaman sekarang sihh, yakin pemuda Islam akan bangkit, Allahu Akbar!!

Selepas sekolah, beliau mengalami kecelakaan. Salah satu matanya terkena senapan angin ketika ada temannya yang sedang bermain. Jadilah Allah mengambil salah satu penglihatannya itu. Setelah itu, mata yang sebelahnya lagi malah terkena gangguan syaraf, masih ada hubungannya akibat mata yang terkena senapan angin itu. Jadilah Allah mengambil kedua atau seluruh penglihatannya itu. Namun apa yang terjadii? Setelah menjadi tuna netra / buta tidak melihat, beliau malah mengkhatamkan hafalan Qurannya, 23 juz (30 juz - 7 juz) hanya dalam waktu 10 bulan, masyaAllah, Allahu Akbar! Allah Maha Besar!!

Coba deh renunginn. Yang penglihatannya diambil Allah aja mampu mengkhatamkan hafalan Quran. Kitaa? Yang diberi penglihatan sempurna malah susah banget buat ngafalin Quran. Itu sebabnya, di dalam diri kita harus ada kesadaran (kesadaran dari dalam diri sendiri) untuk berniat menghafalkan Quran. Yaa seengganya niat dulu ya, kalau ngga hafal Quran juga, seengganya udah punya pahala niat kann? Berniat, minta pertolongan agar dimudahkan oleh Allah, memulai, mencoba, action, dan belajar istiqomah. Seharusnya.

Ustad Ismail pernah nanya. Kalian mau mudah-cepat menghafal Quran?? Nahh buta dulu matanya seperti saya. Hmm tersenyum. Ustad Ismail juga pernah ditanya. Gini nihh. Ustad, kalau penglihatannya dikembalikan mau atau ngga? Ustad Ismail malah menjawab ngga mau, ngga perlu. Biar penglihatannya yang telah diambil, menjadi pembela bagi dirinya kelak di yaumil akhirat, masyaAllah. Ustaaadddd.

Syarat Menghafal Al Quran

Sebenernya sama aja sihh sama penjelasan yang sudah ada di atas sana (up up up).

Rumus TPS: Tekad // motivasi // semangat yang lebih dari rata-rata orang lain (going to the extra miles). Pembimbing. Sahabat.

Lohh kenapa harus pakai pembimbing? Emang kalau ngafalin sendiri ngga boleh? Bukan begituu sholeh/sholehah. Ternyata ketika kita punya seorang pembimbing, tempat menyetor hafalan Quran, ada keberkahannya tersendiri. Ooh gituu tohh.

Ini mah sedikit bercerita aja yaa. Katanya kalau kita menghafal dari ayat panjang ke ayat yang pendek, rasanya suka sulit (emang iyaa sih). Kalau kita menghafal dari ayat pendek ke ayat yang panjang, rasanya lebih mudah (iyaa iaa mungkin memang benar). Makanya ada orang yang mula-mula menghafal juz 30, kemudian juz 29, terus juz 28. Selanjutnya, dia memilih untuk menghafal juz 1, 2, dan 3, atau terserah dia kan dia yang menghafal.

Eitss kalau sudah hafal, jangan mudah tertipu yaa. Jangan tertipu dengan cepatnya hafalan karena hafalan harus tetap diulang. Sebanyak-banyaknya 10x, 20x, 30x, 40x, boleeeh, sebanyak-banyaknyaa.

Kalau awal-awal menghafal, usahakan tempo membacanya jangan kaya kumur-kumur. Jangan cepet-cepet maksudnyaa. Kalau baru menghafal, lambat ajaa. Lambat sambil dinikmati. Biar makhrojal hurufnya jelas, tanda baca atau hukum bacaannya benar, semuanya diperhatikan baik-baikk. Kalau pertama kali menghafal udah ngebut, pakai kecepatan cahaya, waa nanti takutnya lupa sama hurufnya, tanda bacanya, hukum bacaannya ketika diminta pelan. Kan repoott!

Memulai Menghafal Quran, Mari-Mari

Yukk persiapkan:

1. Bersuci, ambil wudhu dulu.

2. Kalau bisa sholat hajat, minta agar diberi pertolongan, dimudahkan oleh Allah di dalam menghafal Al Quran.

3. Duduk menghadap ke arah kiblat.

4. Sediakan air putih, ngga perlu yang dingin (takut pita suaranya keganggu), ngga perlu jus buah juga (takut ngga punya uang buat belinya heheh).

Kenapa perlu air putih? Karena kita perlu suplai oksigen ke dalam otak yang kadang kekurangan ketika sedang ikhtiar menghafal Al Quran, kan habis membacanya berulang-ulang. Biar tenggorokan ngga sakit juga, ngga kering, ngga haus. Makanya, baca Qurannya dengan tawadhu, suaranya rendah, dilembutkan. Masa baca kalam Allah, ayat suci, kitab Allah sambil teriak-teriak sihh. Ngga sopan ya kamu! Iaa kamuu! Lagian kan kita ngga lagi konser. Di-manage tenaga kita, energi kita, suara kita, fokus kita dengan seefektif dan seefisien mungkin. Ookkk?

5. Yaa udah dibuka dong Al Quran-nya. Dibaca. Dihafal. Jangan dientar-entar looh. Jangan males eehhh! Nanti menyesal heheh, curcol.

“Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya” (HR. Bukhari)

Dari Abu Musa Al-Asy`arit berkata, Rasulullah bersabda, "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur`an bagaikan buah limau baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur`an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur`an bagaikan buah raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya pahit." (HR Bukhari dan Muslim)

“Sesungguhnya Allah SWT mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini dan menghinakan pula kaum yang lain.” (HR Muslim)

"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf." (HR. At-Turmudzi)

Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda, "Orang yang membaca Al-Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran." (HR Bukhari Muslim)

Abdullah bin ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma– menceritakan, suatu hari saya berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.”

Barang siapa menjaga ayat Allah (Al Quran) maka Allah akan menjaganya.

Wallahu a’lam bishshawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun