Aku suka hujan
Rintik suaranya
sejuk yang dibawanya
Tenang yang membalutnya
Aroma tanah yang dibuatnya
Bahkan awan mendung,Â
tanda kedatangannya,Â
mengingatkanku, betapa diri ini menyukai hujan
Entah datang berupa gerimis sepanjang malamÂ
maupun deras tak berkesudahan
Hujan, tak pernah menjadi beban
Entah datang saat diri ini sesak dengan kenanganÂ
maupun leluasa di tengah kehampaan
Hujan, tak pernah menjadi bahan kutukan
asal dia tetap datang sebagai 'hujan'Â
tak ada alasan rasa itu memudarÂ
apalagi hilang
Tapi, anehnya
Tempias hujan, kehujanan, kedinginan,Â
basah, bencah dan apa-apa yang hadirÂ
saat aku berada di bawah hujan
Membuat rasa itu pudar tak tertahankan
Tak ada lagi toleransiÂ
bahkan saat hadirnya membawa berkahÂ
dan senyum rekahÂ
sisi benci tetap ambil kendali
Aku (sekonyong-konyong) benci hujan
Hari ini, aku mencoba bertanya pada diri,Â
Apakah menyukai boleh seperti ini (?)Â
Deklarasi suka sepenuh hati
Seakan yang disuka sempurna penuh arti
Namun, bersegera pergi saat yang disukaÂ
tunjukan kekurangan diri
Diiringi hujan malam ini, aku coba bertanya sekali lagi pada diri
Apakah menyukai boleh seperti ini (?)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H