Mohon tunggu...
NENDEN NURAENI
NENDEN NURAENI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

"Saya adalah mahasiswa Teknik Informatika UIN Malang angkatan 2021 yang gemar membaca novel dan menulis. Literasi bukan hanya hobi bagi saya, melainkan juga sebuah bentuk ekspresi diri. Saya percaya bahwa setiap kata memiliki kekuatan untuk menciptakan dunia baru. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berusaha memberikan inspirasi dan meninggalkan jejak di dunia literasi. Saya sangat menghargai dukungan dari pembaca, jadi jangan ragu untuk memberikan like dan komentar sebagai bentuk apresiasi terhadap tulisan saya."

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Melintasi Jejak Nostalgia Menuju Sorotan PON 2024

10 September 2023   21:23 Diperbarui: 15 September 2023   12:17 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://sampaijauh.com

Pada akhirnya, penambahan Tamiya ke dalam PON 2024 adalah langkah positif yang akan memperkaya pengalaman PON serta mempererat hubungan antara komunitas Tamiya dan dunia olahraga nasional. Ini adalah tentang menyatukan ke
cintaan kita pada Tamiya dengan semangat persaingan yang tulus dan kebanggaan akan budaya kita. Dan saat kita menonton Tamiya memacu diri mereka di trek PON 2024, kita akan merasakan semangat Indonesia yang berkobar, mengikuti jejak mobil-mobil kecil yang membawa kenangan indah masa kecil kita.

Sejarah Tamiya di Indonesia

Untuk memahami betapa bersejarahnya kehadiran Tamiya di PON 2024, mari kita lihat kembali sejarahnya di Indonesia. Tamiya pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1980-an. Mainan ini segera menjadi tren di kalangan anak-anak dan remaja, dan toko-toko mainan di seluruh negeri mulai menjual berbagai jenis mobil mini yang dapat dirakit ini.

Tamiya tidak hanya sekadar mainan; itu adalah cara untuk memperkenalkan anak-anak Indonesia pada dunia balap. Dengan membangun sendiri mobil Tamiya, anak-anak belajar tentang mekanika sederhana, kecepatan, dan akurasi. Mereka merancang sirkuit sendiri di halaman belakang rumah mereka dan mengundang teman-teman untuk bersaing. Ini adalah langkah pertama banyak anak-anak Indonesia dalam mengembangkan minat mereka dalam dunia otomotif.

Selain itu, Tamiya juga mengajar kita tentang ketekunan dan ketelitian. Merakit mobil Tamiya bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk memastikan bahwa semua bagian dipasang dengan benar. Dan ketika mobil Tamiya yang dirakit dengan susah payah itu akhirnya meluncur di sirkuit buatan sendiri, rasa bangga yang tak terlupakan mengalir melalui hati anak-anak Indonesia.

Pada tahun 1990-an, Tamiya mencapai puncak popularitasnya di Indonesia. Komunitas Tamiya yang kuat tumbuh di seluruh negeri, dan kompetisi Tamiya sering diadakan di berbagai tempat. Anak-anak dan remaja Indonesia bersaing dengan semangat tinggi, menunjukkan keterampilan mengendalikan mobil Tamiya mereka dan berusaha menjadi yang terbaik.

Namun, seperti halnya tren lainnya, popularitas Tamiya di Indonesia akhirnya meredup. Tapi kenangan tentang waktu-waktu indah itu tetap hidup. Generasi yang tumbuh besar dengan Tamiya masih mengingat betapa menyenangkannya bermain dengan mainan kecil itu dan berkompetisi di trek buatan mereka.

Sekarang, dengan berita tentang kehadiran Tamiya di PON 2024, semangat nostalgia itu terbangun kembali. Generasi yang pernah terpesona oleh kecepatan mobil mini ini kini akan memiliki kesempatan untuk melihat Tamiya kembali ke panggung nasional. Ini adalah momen yang telah lama dinanti-nantikan, di mana Tamiya akan menjadi pusat perhatian sekali lagi.

Salah satu hal yang membuat Tamiya begitu istimewa adalah semangat persaingan yang sehat yang selalu menyertainya. Saat kita berlomba dengan teman-teman kita di sirkuit Tamiya buatan sendiri, itu bukan hanya tentang memenangkan perlombaan. Itu tentang bagaimana kita bisa meningkatkan keterampilan kita, merancang mobil yang lebih baik, dan melihat perkembangan dalam diri kita sendiri.

Tamiya mengajarkan kita tentang sportivitas. Saat kita kalah, kita belajar untuk tidak menyalahkan yang lain, tetapi untuk melihat kesalahan kita sendiri dan mencoba lagi. Saat kita menang, kita belajar untuk merayakan kemenangan kita tanpa merendahkan yang lain. Ini adalah pelajaran berharga yang masih relevan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Di PON 2024, semangat persaingan yang sehat ini akan tetap hidup. Para peserta Tamiya akan berkompetisi bukan hanya untuk memenangkan medali, tetapi juga untuk merayakan cinta mereka pada olahraga ini. Mereka akan bersaing dengan semangat yang sama seperti yang kita miliki ketika kita masih anak-anak, ketika Tamiya adalah segalanya bagi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun