Mohon tunggu...
Etna Nena Oetari
Etna Nena Oetari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Simple, easy going, positive thinker, Mom, onlinesale

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kalo Ga Bisa Dapat Lebih, Berkarakter Baik Saja Sudah Cukuplah

1 Mei 2015   17:21 Diperbarui: 18 November 2015   05:14 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa rasanya ya...para guru yang sibuk ngemodus penuh akal bulus demi mulungin fulus daripada mengajar dengan tulus dan 'lurus' saat mendengar PROFESI-nya masih digaungkan dengan gelar 'PAHLAWAN TANPA TANDA JASA?'

Apakah mereka masih merasakan aura kepahlawanan tanpa tanda jasa itu saat menjalankan profesinya yang sudah banyak terpolusi demi mengejar money ?

Alhamdulillah,  sejak dahulu kala aq sudah terkontaminasi bahwa tidak lagi mengagungkan satu profesi tertentu lebih mulia, berjasa dari profesi lainnya. Menyekolahkan anak-anak hanya sebagai syarat mengikuti standar perjalanan hidup orang kebanyakan saja tanpa berharap apa-apa. Asal diperlakukan baik, naik kelas trus..sudah cukup.

Lebih-lebih akhirnya mengalami sendiri saat anak pertama masuk SD, begitu juga anak kedua.

Terutama anak pertama yang istilah sekarang itu dominan otak kanan yang membuatnya menjadi anak yang ‘beda’ dari murid pada umumnya. Tidak standar, tidak bisa duduk diam, tidak takut ancaman, hukuman, nilai…yang oleh salah satu guru di sekolah waktu itu (sekarang sudah MTS) sampai disarankan ke Psikolog namun oleh Psikoloq tersebut menolak untuk menuliskan hasil ‘normal’ nya anak kami karena harus ada surat pengantar dari sekolah, pihak yang meminta. Namun pihak sekolah tidak bersedia mengeluarkannya ???

Dan karena tidak adanya laporan tertulis yang bisa menguatkan normalnya anaka kami, bukan autis, ADHD dan lainnya sepertinya guru tersebut penasaran, entah berapa kali memanggil kami orang tua untuk menghadapnya. Entah berapa banyak perlakuan ‘pembunuhan karakater’ yang dilakukan oleh guru tersebut. Entah bagaimana juga kami harus menghadapainya selain sabar. Karena pindah sekolah apalagi swasta tidak ada dalam budget kami dan juga sepertinya tidak menjamin yang gimana-gimana juga.

Sampai disatu pertemuan terucap ‘naik tajong’ (istilah untuk mengusir halus) anak kami dari sekolah tersebut padahal anak kami tidak bermasalah dalam menerima pelajaran. Nilainya bagus-bagus. TRY US !!! Alhamdulillah selamatlah anak kami sampai tamat di sekolah tersebut dengan waktu yang terasa lamaaaa sekali. Fiuuh….

Eh sudah di Mts masih ada aja yang mengganjal dihati. Guru olahraga. Entah setelah berapa kali berenang akhirnya aq memutuskan anak kami tidak lagi akan ikut berenang. Buat aq seperti ada sesuatu bila guru olahraga UMUM tapi koq bisa rutin tiap bulan ada KEHARUSAN berenang. Karena anak kami yang tidak berenang selalu dapat tugas sebagai GANTI tidak berenang. Awalnya nyari tema yang tinggal di print, terakhir kemaren itu harus tulis tangan di buku tulis. Arrghh…bener-bener menggoda iman. Dua kali bagi rapor,nilai olahraganya kosong,krn UTS atau ujian itu adalah tes berenang !!!! Mang ini kursus renang sampe segala-gala fokus kegiatan olahraganya hanya berenang???? Hellooooww

Setelah kegiatan berenang,aq nanya tiap pulang sekolah yang ada pelajaran berenangnya,“Olahraga apa tadi Kak ?” Jawabnya "…ga olahraga.bahkan gurunya ga ada" Dan tidak ada PENGGANTIAN dalam bentuk apapun. Weird huh ? Bikin gregetan

Sementara olahraga disekolah itu umum. Bukan kegiatan ekstra kurikuler, apalagi KURSUS berenang !! Bukan kan yah ?! Kalo niatnya bener olahraga, harusnya guru olahraga juga bisa menyewa lapangan olahraga lain seperti volly, basket dll untuk BEROLAHRAGA. Ada Sabuga, ada UPI kalo memang BENER mah yah. Kalo memang begitu polanya, aq rela mengeluarkan uang untuk kegiatan tersebut. Tapi kan tidak.Yang ada berenang...berenang..dan berenang !

Dan ajaibnya lagi berenangnya terakhir-terakhir ini selalu dilakukan di hari libur yang artinya tiket masuk berenangnya lebih malah dibanding hari biasa ! Dan ini MTs, yang murid perempuannya mengenakan jilbab…berenang dijadikan rutin itu benar-benar menganggu aq banget. Dan aq benar-benar ga bisa mengeluarkan uang utuk sesuatu yang menurut aq TIDAK SEHARUSNYA seperti ini. Ga bisa, ga sudi !

Tadinya sebelum menulis ini aq kepikiran ingin menanyakan langsung ke pihak kolam renang, berapa sih pembagian uang antara guru yang membawa siswanya berenang ke kolam mereka dengan pihak kolam renang. Hhh..tapi jadinya dramatis gitu yah. Lagian apa juga efeknya, dah aq mah cuma orang tua murid biasa aja

Anak kedua disekolahkan berbeda dengan harapan akan mendapat akan ada perbedaaan. Glekh…dan tertulis di http://edukasi.kompasiana.com/2014/10/24/maksud-hati-ingin-mengajarkan-jiwa-entrepreneur-sejak-dini-apa-daya-kuasa-guru-lebih-berjaya-697909.html juga karena tagihan yang menurut aq itu mengada-ngada sekali lewat pengurus kas kelas yang setiap menagih selalu menggunakan atas nama guru kelas http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/07/kas-kelas-678632.html . Ada satu yang akhirnya mereka menyerah, yaitu menagih uang MENYAMPUL buku pelajaran. Karena kami hanya membayar sekali dan pas ditagih lagi kami menggantinya dengan 2 gulungan sampul plastik yang memang sudah dibeli saat persiapan masuk sekolah dan yang mengurus kas menolaknya. Kami juga menolak membayar uang untuk MENYAMPUL plastik buku-buku pelajaran.

Kami kan ga ada minta, tau-tau sekonyong monyong buku sudah diterima dalam keadaaan tersampul dan terlabeli nama anak kami dan ditagih suruh bayar ?? Dan itu berlaku untuk semua anak. Sampe baru bulan lalu akhirnya anak kami saja yang menerima buku pelajaran dalam keadaan belum tersampul. Woohoo…akhirnya. Dan anak kami sendirilah yang menyampul bukunya. Walo tidak standar rapinya paling ga anak kami jadi punya kepandaian baru, menyampul bukunya sendiri.

Fiuhh...
Sebenernya semua yang aq tidak rela bayar itu secara jumlah uang mah, kebayar. Tapi...ga bisa, aq ga bisa aja gitu ya ngebiarin aq jadi bagian hal 'remeh temeh' begini.Ga bisa.

Saat menyaksikan tayangan tentang guru-guru yang memang betul ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ di Kick Andy, Kompas TV Net TV rasanya ajaib. Begitulah ADIL-nya Allah yah…guru-guru yang berkarakter baik, mengajarnya menarik disediakan untuk anak-anak yang tempatnya susah sekolah, sedikit sekolah. Sedangkan di tempat yang sekolah berserakan setiap berapa meter ada sekolah guru-guru yang tersedia…seadanya. Gelkh….:(

#parentingantikorupsi

#GakPakeKorupsi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun