Nama : Naima Aziza
NIM : 2410416320020
Prodi : S1 GeografiÂ
Fakuktas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Mata Kuliah : Lahan Basah
Dosen Pengampu : Dr.Rosalina Kumalawati S.Si, M.Si.
Lahan basah merupakan salah satu wilayah terbesar di permukaan bumi. Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman.Â
Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, diantaranya adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), payau dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tegolong ke dalam air tawar, payau, atau asin.
Lahan basah di Kalimantan Selatan merupakan salah satu ekosistem yang sangat penting dan khas di Indonesia, terutama dalam hal keanekaragaman hayati, konservasi, dan budaya lokal. Lahan basah ini mencakup berbagai tipe ekosistem, mulai dari rawa-rawa, hutan gambut, hingga ekosistem mangrove yang tersebar di wilayah pesisir dan daerah pedalaman.Â
1. Rawa dan Hutan Gambut
- Lokasi: Banyak terdapat di dataran rendah Kalimantan Selatan, terutama di daerah Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan sekitarnya.
- Kondisi Alam: Rawa-rawa ini cenderung tergenang air sepanjang tahun, dengan tanah yang lunak dan kaya bahan organik. Tanah gambut di Kalimantan Selatan dikenal karena akumulasi lapisan organik tebal yang terdiri dari sisa-sisa tumbuhan yang belum sepenuhnya terurai. Hutan gambut berfungsi sebagai penahan karbon dan memiliki peran penting dalam pengaturan siklus air.
- Flora: Rawa gambut ini kaya akan vegetasi khas, seperti pohon ramin (Gonystylus bancanus), jelutung (Dyera costulata), dan meranti (Shorea). Tanaman-tanaman ini sangat penting secara ekologis dan komersial.
- Fauna: Wilayah ini menjadi habitat bagi spesies langka dan endemik, seperti bekantan (Nasalis larvatus), kera ekor panjang, burung air, dan reptil seperti buaya.
2. Hutan Mangrove
- Lokasi: Terletak di pesisir timur Kalimantan Selatan, khususnya di daerah seperti Pulau Laut, Tanah Laut, dan Kabupaten Tanah Bumbu.
- Kondisi Alam: Hutan mangrove di wilayah pesisir berfungsi sebagai pelindung alami terhadap abrasi pantai dan gelombang pasang. Mangrove ini juga berperan sebagai daerah penyangga antara laut dan daratan.
- Flora: Mangrove khas di wilayah ini termasuk bakau (Rhizophora spp.), api-api (Avicennia spp.), dan nipah (Nypa fruticans), yang beradaptasi dengan baik di lingkungan air asin.
- Fauna: Hutan mangrove mendukung kehidupan berbagai jenis satwa, termasuk ikan, kepiting, udang, dan burung pantai. Mangrove juga merupakan area penting bagi burung migran.
3. Sungai dan Danau Rawa
- Lokasi: Sungai-sungai besar seperti Sungai Barito, Sungai Martapura, dan Sungai Negara mengalir di wilayah ini, dengan banyak danau rawa yang terbentuk di sepanjang aliran sungai, seperti Danau Panggang di Hulu Sungai Utara.
- Kondisi Alam: Wilayah ini sangat produktif secara ekologis dan sosial-ekonomi, dengan penduduk lokal yang memanfaatkan sumber daya air untuk transportasi, perikanan, dan pertanian. Danau rawa ini memiliki kedalaman bervariasi, dan selama musim hujan, wilayah tersebut seringkali mengalami banjir alami.
- Flora dan Fauna: Di sekitar sungai dan danau, terdapat vegetasi air seperti eceng gondok, teratai, dan rumput rawa. Ikan air tawar seperti ikan gabus, sepat, dan patin banyak ditemukan di sini, mendukung mata pencaharian penduduk lokal.
4. Pemanfaatan dan Peran Ekonomi
- Pertanian: Lahan basah di Kalimantan Selatan juga dimanfaatkan untuk pertanian, khususnya pertanian padi rawa (lebak). Padi lebak ditanam di wilayah yang tergenang air secara alami, dan petani lokal telah menyesuaikan sistem tanam mereka dengan siklus alamiah air di daerah tersebut.
- Perikanan Tradisional: Lahan basah juga mendukung kegiatan perikanan tradisional, di mana masyarakat lokal memanfaatkan danau, sungai, dan rawa untuk menangkap ikan menggunakan alat-alat tradisional seperti jaring dan jebakan ikan.
- Wisata: Beberapa bagian lahan basah, terutama di area seperti Riam Kanan, mulai dikembangkan untuk kegiatan ekowisata, seperti pengamatan burung, wisata perahu, dan edukasi lingkungan.
5. Konservasi dan Tantangan
- Peran Ekologis: Lahan basah di Kalimantan Selatan memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem, seperti pengendalian banjir, penyimpanan karbon, dan penyaringan air.
- Tantangan: Meskipun memiliki nilai ekologis dan ekonomi yang besar, lahan basah di Kalimantan Selatan menghadapi ancaman serius seperti pengeringan lahan untuk pertanian skala besar, konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit, kebakaran hutan gambut, dan pencemaran dari limbah industri.
- Upaya Konservasi: Berbagai program konservasi telah dilaksanakan, termasuk restorasi hutan gambut dan mangrove, serta pemberdayaan masyarakat lokal untuk menjaga ekosistem ini. Pemerintah dan LSM juga telah terlibat dalam upaya pendidikan lingkungan dan pengembangan pariwisata berbasis alam untuk melindungi lahan basah ini.
Berikut tanggapan-tanggapan warga Kalimantan Selatan tentang permasalahan dan pemanfaatan potensi lahan basah :
1. Kec. Alalak utara - Banjarmasin Timur
Beliau bernama pak Irwan Zuriady yang merupakan pemilik peternakan ayam dan tambak ikan, tanggapan beliau mengenai lahan basah tersebut yakni "Cocok dijadikan sarana wisata untuk memancing sebagai sumber bahan pangan, menjual hasil telur dan ayam yang dirawat, kemudian bisa dijadikan wisata bakar-bakaran ikan bersama keluarga apabila hasil dana sudah terkumpul cukup banyak.Â
Maka kedepannya, akan dibangun sebuah warung makan di pinggir kolam ikan sehingga pengunjung akan tertarik untuk memancing kemudian membakar sendiri ikan tersebut agar mengetahui betapa puasnya memakan hasil pancingan sendiri yang fresh".Â
Secara kesimpulan, Mengubah tambak menjadi wisata memancing melibatkan penyediaan fasilitas bagi pengunjung untuk memancing ikan sambil menikmati lingkungan alam. Konsep ini menggabungkan budidaya ikan dengan rekreasi, menawarkan pengalaman santai sekaligus mendidik tentang perikanan.Â
2. Kec. Alalak Utara - Banjarmasin Timur
Beliau bernama pak Toni sebagai tetangga si pemilik menyimpulkan bahwa, "Lahan basah padi ini sebenarnya si pemilik bertujuan ingin membuat pondok pesantren tahfidz di lahan tersebut. Akan tetapi tidak jadi, dikarenakan pemilik lahan sudah membangun pondok pesantren tersebut bukan di wilayah lahan basah kemudian lokasi pembangunan sudah direncanakan oleh si pemilik".
3. Â Sultan Adam - Banjarmasin Utara
Beliau bernama kak Rio sebagai pemilik cafe yang ada di Politeknik Hasnur sultan adam, menanggapi "Pemanfaatan Lahan basah hutan mangrove sangat penting karena berfungsi sebagai ekosistem penyangga yang melindungi garis pantai dari abrasi, gelombang tinggi, dan badai.Â
Mangrove juga berperan dalam menyerap karbon, membantu mitigasi perubahan iklim, serta menjadi habitat bagi berbagai spesies hewan, termasuk ikan, kepiting, dan burung. Melestarikan lahan basah mangrove tidak hanya penting untuk lingkungan, tetapi juga untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat lokal".
4. Sungai Miai - Banjarmasin Utara
Beliau adalah ibu Mirna sang pemilik kafe Rumah Alam menanggapi lahan basah yang ditanami di sekitar kafe beliau, " Sungguh lahan basah sangat bermanfaat sebagai penggunaan produksi pangan setiap hari maupun sebagai dekorasi alam pada cafe bernuansa kehijauan dari tumbuhan yang hijaunya menyejukkan untuk dilihat. Serta dapat menarik peminat untuk mengunjungi cafe tersebut karena terlihat indah dalam estetika nuansa alam. ". Kesimpulannya, Lahan basah sebagai konsep dalam dekorasi kafe menghadirkan nuansa alami yang menenangkan dan unik.Â
Elemen-elemen lahan basah, seperti tanaman air, kolam kecil, atau hutan mini, dapat dijadikan ornamen hidup yang menambah estetika dan kenyamanan kafe. Selain memberikan suasana yang sejuk dan segar, dekorasi ini juga bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya ekosistem lahan basah. Penggunaan unsur alami ini menjadikan kafe lebih menarik sekaligus mendukung tema ramah lingkungan, menciptakan ruang yang menyenangkan untuk bersantai dan menikmati alam.Â
5. Mahat Kasan - Banjarmasin Timur
Beliau bernama Pak Amat, tukang parkir di delapan belas lima belas menanggapi lahan basah holtikultura buah "Prospek bisnis hortikultura buah pisang sangat cerah, terutama dengan meningkatnya permintaan global untuk buah segar dan produk olahan pisang, seperti keripik, pisang goreng, atau smoothies. Teknologi modern dalam budidaya dan pengolahan juga membuka peluang untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas buah. ".
6. Kurau - Kab.Tanah Laut
Beliau bernama pak Suryo, selaku pengurus sawah yang ada di sebelah cafe sunset ini bertanggapan bahwa " Sawah merupakan tempat yang ideal untuk wisata karena menghadirkan pemandangan alami yang hijau dan menenangkan, menawarkan suasana pedesaan yang autentik. Selain itu, wisata di sawah memberikan pengalaman unik bagi pengunjung, terutama yang berasal dari perkotaan, karena mereka bisa melihat langsung proses bertani, mulai dari menanam hingga panen.Â
Konsep sawah sebagai tempat wisata bisa menarik minat wisatawan dengan menawarkan pengalaman unik, seperti ikut serta dalam aktivitas menanam padi, memanen, atau mencoba peralatan tradisional.Â
Selain itu, pemandangan sawah terasering yang indah, terutama di musim tanam bisa menjadi daya tarik visual bagi wisatawan, terutama bagi penggemar fotografi atau alam. ". Berdasarkan kesimpulan, Sawah di tempat kafe menghadirkan konsep unik yang menggabungkan suasana alam dengan pengalaman kuliner. Pemandangan sawah yang hijau menciptakan suasana tenang dan segar bagi para pengunjung, menjadikan kafe lebih menarik dan Instagramable.
7. Kurau - Kab.Tanah Laut
Beliau bernama kak Ayu sebagai pekerja di cafe sunset tanah laut ini menanggapi soal adanya tumbuhan sawit, serta sawah disamping cafe tersebut "Dalam mengembangkan sawah sebagai tempat wisata adalah menjaga keseimbangan antara aktivitas pertanian dan pariwisata.Â
Aktivitas wisata tidak boleh mengganggu produktivitas pertanian, karena sawah masih menjadi sumber penghidupan utama bagi petani. Selain itu, infrastruktur seperti akses jalan, parkir, dan fasilitas pendukung lainnya perlu diperhatikan agar wisatawan merasa nyaman tanpa merusak lingkungan sawah. "
8. Lingkar Dalam Utara - Banjarmasin Timur
Beliau bernama bang Yuda, yakni petinggal di kawasan Lingkar dalam Utara sebagai pengurus tambak ikan menanggapi tentang lahan basah " Pemanfaatan lahan basah sebagai area khusus untuk pertambakan ikan adalah langkah yang strategis dalam memaksimalkan potensi alam sekaligus mendukung produksi perikanan berkelanjutan. Lahan basah secara alami memiliki karakteristik ekosistem yang mendukung kehidupan akuatik, seperti ketersediaan air yang cukup dan kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan ikan. Â ".Â
9. Mahat Kasan - Banjarmasin Timur
Beliau bernama Kak Femi yakni warga yang berumah di Mahat Kasan, bertanggapan tentang lahan basah di kawasan Mahat Kasan ini "Pemanfaatan lahan basah untuk hortikultura buah pepaya merupakan ide yang menarik, meskipun menantang.Â
Lahan basah biasanya memiliki kondisi tanah yang tergenang atau lembab, sehingga pemilihan varietas pepaya dan pengelolaan lahan yang tepat sangat penting untuk memastikan keberhasilan budidaya.Â
Pepaya dikenal sebagai tanaman yang produktif dan cepat berbuah, sehingga potensi ekonomi dari budidaya pepaya di lahan basah cukup menjanjikan. Selain itu, penggunaan lahan basah untuk pepaya dapat mendiversifikasi pemanfaatan lahan yang biasanya hanya digunakan untuk pertanian padi atau tambak ikan. "
10. Lingkar Dalam Utara - Banjarmasin Timur
Beliau bernama kak Dahlia, sebagai pengurus kebun disini bertanggapan "Terutama dalam mengoptimalkan penggunaan lahan yang selama ini mungkin tidak produktif untuk pertanian konvensional. Lahan basah secara alami memiliki kelembapan dan kondisi tanah yang subur, yang bisa mendukung pertumbuhan tanaman tertentu jika dikelola dengan baik.Â
Dengan pengelolaan yang cermat dan pendekatan yang ramah lingkungan, pemanfaatan lahan basah di Banjarmasin Timur untuk perkebunan dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan tanpa merusak fungsi ekosistem alaminya. ".
Berdasarkan kesimpulan menyeluruh tentang lahan basah yang ada di Kalimantan Selatan ini, memiliki suatu tujuan yang berbeda-beda dikarenakan Lahan basah di wilayah Kalimantan Selatan, khususnya di Banjarmasin dan Tanah Laut, memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung kehidupan masyarakat lokal.Â
Lahan basah di daerah ini mencakup berbagai jenis ekosistem, seperti rawa, hutan mangrove, dan gambut, yang memiliki fungsi ekologis signifikan, seperti penyimpanan karbon, pengendalian banjir, serta penyaring alami bagi air.Â
Secara keseluruhan, lahan basah di Kalimantan Selatan, termasuk di Banjarmasin dan Tanah Laut, merupakan sumber daya alam yang sangat penting. Namun, pemanfaatan yang berlebihan, konversi lahan, dan perubahan iklim menjadi ancaman yang harus diatasi melalui pengelolaan berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat, lahan basah di kedua wilayah ini dapat memberikan manfaat ekologis dan ekonomi yang besar, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan untuk jangka panjang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H