Tiada kata terucap sudahÂ
Lambaian tangan lelah lunglaiÂ
Hanya doa tiada henti dikeheningan malamÂ
Tanah kuburan subur tumbuhi hilalang
Puluhan tahun tak terulang kembaliÂ
Batu nisan kian berlumut hijau menyelimutinya Â
Namun Budi bahasa mu kian melekat di hatiÂ
Nasehat kian kokoh di pikiran suciÂ
Kata demi kata masih terngiang di daun telingakuÂ
Raut wajah saat bengis pun terbayang sudahÂ
Seakan daku masih di bangku sekolahÂ
Kapur putih tertoreh di depan mata hamparan papan tulis berwarna hitam dikala ituÂ
Wahai guruku tercinta keikhlasan membuat diri bahagia sampai saat iniÂ
Motivasi dan inspirasi mu membuat daku seperti sekarang iniÂ
Tercampakkan kebodohan mada laliÂ
Tercabik cabik perasaan ku tatkala cilotehmu mengudaraÂ
Semua itu berbuah manisÂ
Terima kasih wahai guruku tercintaÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI