Kapur putih tertoreh di depan mata hamparan papan tulis berwarna hitam dikala ituÂ
Wahai guruku tercinta keikhlasan membuat diri bahagia sampai saat iniÂ
Motivasi dan inspirasi mu membuat daku seperti sekarang iniÂ
Tercampakkan kebodohan mada laliÂ
Tercabik cabik perasaan ku tatkala cilotehmu mengudaraÂ
Semua itu berbuah manisÂ
Terima kasih wahai guruku tercintaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!