Baru kita masuk manunggaling kawula gusti.
Jadi ibnu arabi ini membantah semua tentang wahdatul wujud  tentang manunggaling kawula gusti, dia menjelaskan tetapi dengan cara membantah. Dia membantah bahwa tuhan dan manusia itu bisa menyatu menurut dia itu tidak mungkin, yang terjadi adalah tuhan berfikir tentang dirinya sendiri maka terjadilah alam semesta. Jadi dalam pandangan ibnu arabi ketika menjelaskan "ashadu allaila ha illallah" itu bukan tiada tuhan selain allah melainkan tidak ada segala sesuatu pun selain allah. Jadi tidak ada saya, tidak ada anda tidak ada HP semuanya itu palsu maka ibnu arabi mengatakan,
" Hanya tuhan yang maha wujud"
Jadi segala sesuatu itu tidak memiliki wujud kecuali tuhan dan kita semua makhluk semesta hanyalah fenomena dari wujud tuhan dalam hal ini bukan tuhan dan manusia menyatu, kita tidak pernah ada, kita hanya meminjam eksistensi dan essensi kita ada karena tuhan menjadikan kita fenomena dirinya. Dan kedepan nya ada istilah tajalli yaitu tuhan merindukan dirinya bercermin. Sangat susah di jelaskan tapi mudah nya seperti ini,
"Tuhan bercermin maka cerminannya adalah kita semua"
Bukan kita adalah tuhan, tapi segala sesuatu selain tuhan itu tidak ada. Jika kita sudah tercerahkan maka kita akan menemukan realitas. Jadi tuhan bertajalli dan kita mengabstrakan diri lalu kita bertemu, pertemuan itu adalah pertemuan kenabian. Nabi muhammad adalag orang yang benar - benar bisa mencapai tuhan tapi semua orang apapun latar belakang, agama dan rasnya juga bisa bertemu walaupun tidak benar - benar mencapai nya. Dalam konteks ini ibnu arabi menjadi sangat plural. Kemudian ini semua masuk kedalam tarekat - tarekat.
Kita kembali ke al ghazali yang dia punya adik bernama ahmad al ghazali dan menjadi rektor nizamiyyah. Datang lah seorang murid namanya abdul qodir jaelani dan di tolak karena di nizamiyyah hanya boleh mazhab hanafi dan syafi'i karena abdul qodir jaelani bermazhab hambali. Kemudian abdul qodir jailani menjadi seorang sufi yang besar dan menjadi pendiri banyak tarekat yang gagasan tasawuf filsafat meresap ke dalam nya yang kemudian tarekat ini menyebar ke indonesia dan sampai kepada siti jenar.
Syech siti jenar mengatakan,
"Mau saya ruku mau saya sujud saya adalah allah"
Para wali yang lain bukan mengingkari pendapat siti jenar tapi gagasan ini jangan di ajarkan kepada orang awam, masalah nya siri jenar termasuk kepada orang yang tidak bisa mengendalikan seperi al halaj dan bayazid, tapu wali wali yang lain bisa memilah pengetahuan kepada siapa itu semua harus di ajarkan. Syech siti jenar bisa di bilang tidak sabar, dia menyampaikan nya pada siapa saja.
Pada akhirnya para wali memutuskan untuk memenggal syech siti jenar tapi bukan karena dia sesat melainkan dia menyebarkan kesesatan. Bukan karena inti ajaran nya kafir tetapi dia di takutkan menghasilkan orang orang kafir karena mengajarkan semua itu kepada orang yang belum mampu mencerna dari segi ke ilmuan dan ke imanan nya.