Mohon tunggu...
Neil Felicio
Neil Felicio Mohon Tunggu... Jurnalis - Murid SDH LC

16 th. Murid SDH LC

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah dalam Arus Modern

31 Maret 2019   21:35 Diperbarui: 31 Maret 2019   22:01 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bukan hanya kejadian yang digambarkan di gedung ini, gedung ini juga digunakan untuk perundingan kemerdekaan Indonesia antara Indonesia dan Belanda. Pihak Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir dan Belanda oleh Schermerhorn dengan Lord Killearn dari Inggris sebagai penengahnya.

Selain keempat ruangan utama pada lantai satu dan alur kemerdekaan pada lantai 2, museum ini memiliki beberapa ruang tambahan dan daerah belakang yang luas. Di lantai satu, ada 2 ruangan yang dapat digunakan untuk istirahat yang juga memiliki cerita di dindingnya. Ada sebuah ruangan dengan buku bacaan dimana para pengunjung dapat dengan santai membaca buku-buku yang ada.

Di lantai 2 ada beberapa ruangan seperti toilet yang sudah rusak ataupun kotor. Pada ruangan-ruangan seperti toilet tersebut tidak ditemukan pajangan pada dinding. Penulis menerka itu adalah toilet orisinil rumah Laksamana Maeda yang sudah tidak digunakan lagi.

Di bagian belakang museum terdapat daerah yang luas dengan beberapa meja dan kursi dimana para pengunjung, khususnya yang rombongan, beraktivitas ataupun berkumpul di sana.

Uniknya, museum ini mencatat banyak sekali tokoh yang ikut campur dalam peristiwa perumusan naskah proklamasi. Bukan hanya tokoh-tokoh yang terkenal seperti Soekarno dan Hatta, tetapi ada 26 tokoh lain seperti Ahmad Seobardjo, Mohammad Amir, Boentaran Martoatmodjo, I Goesti Ketut Poedja, A Abbas, Iwa Kusumasumantri, Johanes Latoeharhary, Samaun Bakry, Teukoe Moehammad Hasan, Ki Hadjar Dewantara, R. Oto Iskandar Di Nata, K. R. T. Radjiman Wediodiningrat, Soetardjo Kartohadikusumo, Soepomo, Seokarjo Wirjopranoto, G. S. S. J. Ratulangi, Burhanuddin Moehammad Diah, Sukarni, Chaerul Saleh, Sayuti Melik, Anang Abdoel Hamidhan, Ki Bagoes Hadikusumo, Andi Pangerang, Abikoesno Tjokrosoejoso, Samsi Sastrowidagado, dan Soediro. Mengapa dicatat dan dipajang semua tokoh-tokoh proklamasi? Karena mereka berperan penting dengan kemampuan masing-masing demi terbentuknya Negara Republik Indonesia.

Museum ini memiliki letak yang strategis, sebagaimana halnya museum ini dekat dengan taman Suropati dan mall Grand Indonesia. Jalur akses ke museum ini juga banyak. Bisa dengan kendaraan pribadi, transjakarta yang memiliki halte pribadi di depan museum ini, ataupun kereta yang turun di stasiun Cikini yang hanya berjarak kurang lebih 1,5 km dari museum.

Museum ini juga dilengkapi denga teknologi sensor dan speaker otomatis untuk penjelasan dan layar touch-screen untuk interaksi pengunjung dan pembelajaran yang modern sehingga dapat dinikmati berbagai kalangan, khususnya kalangan pelajar.

Sebagai generasi muda, kita harus dapat mendalami sejarah, salah satunya melalui museum. Sejarah dari negara kita, merupakan jati diri negara kita, apa yang membentuk negara kita dan perjuangan dibaliknya. Kita harus dapat menghargai usaha para pejuang baik yang terkenal maupun yang bahkan tidak dikenal.

Bukan hanya mengenang masa itu, pada masa ini kita juga harus menunjukan semangat perjuangan sebagai bangsa yang terus bertumbuh. Selayaknya para pejuang memperjuangkan kemerdekaan, kita sekarang memiliki tugas untuk menjaga kemerdekaan. Jangan sampai negara ini hancur hanya karena kita tidak tahu apa yang awalnya membuat negara ini berdiri.

Kita generasi muda, juga adalah generasi penerus bangsa, kita yang akan membawa arah pertumbuhan bangsa ini kedepannya. Disaat kita dapat belajar dari sejarah, kita dapat tahu visi misi para pendiri bangsa dan membawanya kepada Indoesia yang lebih baik. Jangan mengulangi kesalahan pada masa lalu, simpan dan kobarkan terus api perjuangan. MERDEKA.

Vlog

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun