Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Seandainya Dokter Mau Bertanya kepada Sang Maha Penyembuh

30 Juli 2021   08:51 Diperbarui: 30 Juli 2021   09:41 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keseimbangan akan terjadi jika kita memperhatikan dan memperbaiki 5 siklus: fasting, moving, relaxing, feeding dan sleeping.

Fasting
Pada penderita kanker, fasting bisa sangat membantu proses penyembuhan. Saat fasting, tubuh berhenti memberi dukungan glukosa dari luar. Artinya kanker harus ikut puasa. Berbeda dengan sel normal, sel kanker amat sangat bergantung pada glukosa. Semakin lama kita berpuasa dan tidak memberi glukosa kepada sel kanker, semakin lemah mereka.

Saat fasting juga akan memicu proses autophagy. Autophagy memungkinkan sel tubuh melakukan recycle, sel sehat memakan yang abnormal. Autophagy juga memperbaiki sel mitochondria. Semakin banyak sel mitochondria yang sehat, semakin sehat seseorang.

Moving
Saat olah raga sekitar 30 menit, akan menyebabkan symphatetic naik (dengan sengaja), tetapi setelah itu (paska adaptasi), gas akan turun dan efek pro rem dalam jangka waktu yang panjang akan terjadi. Pilihan olah raga disesuaikan dengan kondisi yang bersangkutan.

Relaxing
Relaxing adalah suatu cara yang paling sederhana dan rasional untuk mengatasi stress. Emosi negatif akan memicu kortisol dan kortisol berarti mengundang glukosa hadir dalam darah. Glukosa makanan sel kanker.

Emosi positif dan negatif mencerminkan rem dan gas.  Supaya bisa menurunkan symphatetic dan kortisol lakukan kegiatan yang bisa menurunkan stress, antara lain dengan tertawa (menonton film komedi, mengobrol yang lucu-lucu, dll) dan yang terpenting untuk dilakukan, ibadah. Bukankah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang (zikrullah).

Feeding
Berhenti memberi makan sel kanker. Kunci dari kesuksesan sel kanker mengambilalih tubuh seseorang ada pada kecepatannya dalam membelah diri. Untuk itu diperlukan glukosa dalam jumlah besar. Jika kita sudah tahu cara kerja kanker demikian, akankah kita masih mau menyediakan bahan bakar yang diperlukan sel kanker yaitu glukosa? Baiklah, mungkin ada pertanyaan lanjutan. Kalau kita tidak boleh menyediakan glukosa, lalu kita makan apa?

Sumber energi manusia tidak mesti dari glukosa. Kita harus memahami bahwa makro nutrisi terdiri dari tiga: lemak, protein dan karbohidrat. Karbohidrat menghasilkan glukosa. Kita juga mesti mengetahui bahwa hanya lemak dan protein lah yang tergolong dalam makronutrisi esensial. Apa itu makronutrisi esensial? Yaitu makronutrisi yang amat penting bagi pembentukan sel dan tanpanya manusia akan mati dan tubuh manusia tidak bisa memproduksinya. Terdapat 2 makronutrisi esensial yang berasal dari lemak dan 8 makronutrisi esensial yang berasal dari protein. Bagaimana dengan glukosa? Mungkin mengagetkan, tapi memang faktanya glukosa tidak termasuk dalam golongan makronutrisi esensial. Manusia tidak perlu memasukkan glukosa dari luar (makan) karena liver akan menghasilkan glukosa sesuai kebutuhan melalui proses gluconeogenesis.

Jika penderita kanker stop memakan karbo dan gula, dia telah memutus rantai makanan buat kanker. Tentunya kegiatan pembelahan selnya yang massif bisa terhambat. Jika pemutusan rantai karbo tersebut terjadi dalam jangka panjang, jangan heran jika sel kanker akan mengalami pelemahan sampai mati. Kankernya tamat, orangnya sehat. Boleh lah kita sebut sebagai peperangan secara damai.

Sleeping
Tidur adalah factor terpenting dalam upaya recovery keseimbangan system stress manusia. Ketika tubuh kita terlalu capek, maka kita bawa istirahat. Kurang tidur, maka harus ditambah jam tidurnya dan kualitas tidur diperbaiki. Singkatnya, kita berusaha membuat mesin tubuh kita tidak aktif untuk sementara waktu sebelum kita nyalakan dan gunakan lagi. Tidur adalah saat tubuh melakukan kalibrasi dan melakukan keseimbangan antara system symphatetic dan parasymphatetic kita (gas dan rem). Saat tidur, tubuh tidak menghasilkan kortisol. Jadi tidak ada peluang liver menghasilkan gluconeogenesis.

Apabila seseorang dalam keadaan sakit, sesungguhnya telah sampai padanya ujian dari Allah. Melalui sakitnya, Allah ingin si sakit lebih mengenal Allah. Sesungguhnya tidak ada satu peristiwa pun yang terjadi tanpa ijinNya, jadi mustahil jika kita diberi sakit tanpa ada maksud di balik itu semua, oleh karena itu sikap ridho menjadi hal yang utama. Salah satu hikmah yang nyata dibalik sakitnya seseorang adalah pencucian jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun