Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Namaku Covid, Public Enemy #1 Sejak 2020

27 Juli 2021   18:11 Diperbarui: 30 Juli 2021   21:13 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hyperglycemia pada penderita diabetes memperburuk kondisi/gasnya tinggi, menyebabkan kasus fatalitas pasien covid. Metabolic conditioning membantu penurunan gas.

Sleeping
Stress system dan Circadian Rhythm
Kalian harus menyelaraskan stress system kalian dengan circadian rhythm (ini sesuai fitrah dari Allah Sang Pencipta). Sistem stress menghasilkan SNS dan Cortisol. Kalian harus mengerti kapan kalian boleh memakai system stress dan kapan kalian harus menginjak rem. Untuk mudahnya, kalian bisa melihat circadian rhythm kalian. Kalian akan tahu kortisol tinggi mulai jam 6 pagi hingga pukul 3 sore. Setelah pukul 3 sore, kortisol kalian akan turun, artinya saatnya mulai rileks sebagai persiapan untuk berhenti dan menarik rem tangan di malam hari (tidur). Orang jaman dulu pun akan berhenti berburu jika hari sudah mulai gelap.

Jika kita telat melakukan relaksasi maka waktu berhenti kalian pun akan tertunda, jadi sulit untuk mengerem, bagaimana melatonin bisa naik. Seperti mobil, kita harus tahu kapan kita menggas, kapan kita menginjak rem dan berhenti dan menarik rem tangan. Waktu kalian tidur, tubuh kalian akan melakukan penyeimbangan kembali, mereset gas dan autobrake, melakukan kalibrasi. Jika tubuh kalian gagal menyeimbangkan, mereset, maka keseimbangan symphatetic dan parasymphatetic akan gagal tercapai. Akibatnya terjadi disautonomia/ketidakseimbangan antara gas dan rem. Jika kalian terinfeksi Covid, maka yang harus kalian lakukan adalah gas harus benar-benar diturunkan dan rem tangan ditarik setinggi-tingginya dan itu semua terjadi saat kalian tidur (sleeping).

Orang jaman dulu tidur ketika hari mulai gelap.

Tidur menjadi master switch untuk menyeimbangkan symphatetic dan parasymphatetic.

Autonomic Nervous System Response: Symphatetic = Fight or Flight; Parasymphatetic = Rest & Digest.

Kalau kalian mengalami gangguan tidur/sleep apnea, maka gas akan naik, blood pressure naik dengan menaikkan RAAS, RAAS naik menyebabkan ACE2 naik. Tidur kurang dari 6 jam menyebabkan: symphatetic meningkat, inflamasi meningkat, kortisol meningkat, insomnia, semua gas naik.  Ingat, gas naik kalian harus siap dengan rem, kalau remnya sedang aku bajak, bagaimana? Ngebut dan rem blong, fatal teman.

Akhirnya selesai juga monolog ini. Semoga kalian bisa memahami aku si Mr. Covid dengan lebih baik lagi. Silakan dicerna pelan-pelan dan tindakan selanjutnya terserah kalian, masih mau gaya hidup yang pro gas berarti kalian mendukung operasiku si Covid, atau kalian mau melakukan gaya hidup yang menerapkan metabolic conditioning yang pro rem. Bebas kawan.

Salam
Mr. Covid.

 
-----
Catatan Penulis:
Sekali lagi terima kasih untuk mas Tyo Prasetyo yang sudah memberikan ilmu kepada keto warriors. Saya hanya mencoba merangkum dan menerjemahkan ke bahasa yang lebih awam dari penjelasan yang diberikan dalam paparan beliau yang bernas yang terdiri dari >100 slide dalam sebuah presentasi berdurasi lebih dari 4 jam. Mohon maaf jika ada kekeliruan, mengingat ilmu saya yang amat terbatas.

Semoga kita semua diberi hidayah taufik agar bisa memperbaiki metabolisme masing-masing dan akhirnya membawa bangsa Indonesia keluar dari pandemi yang berkepanjangan ini. Aamiin.

-Nela Dusan
(Praktisi KF, bukan dokter atau nakes)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun