Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid 19, Sniper dalam Kancah Pertempuran Herd Immunity

14 Mei 2020   08:32 Diperbarui: 14 Mei 2020   09:17 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi: bbc.co.uk/pinterest

Jadi bisa kita simpulkan bahwa SARS-CoV 2 adalah virus yang bisa dilawan oleh sistem imun kita sepanjang kondisi metabolisme kita bagus. Jika tidak bagus, maka PRnya adalah bagaimana cara kita memperbaiki metabolisme.

Dalam kondisi normal, sistem imun kita sanggup mendeteksi dan menghancurkan setiap pathogen yang menyerang. Tetapi harus kita akui pada High Risk Group atau pada orang-orang yang tidak menyadari kondisi kesehatan metabolik mereka, bisa terjadi respon imun yang abnormal. 

Jika tidak cepat dideteksi, bisa jadi penurunan pertahanan tubuh akan terjadi amat cepat seiring semakin berkurangnya jumlah limfosit hingga < 15% saat terjadi infeksi SARS-CoV 2.

Fatalitas dapat dihindari jika kita bisa mempertahankan agar jumlah limfosit tidak drop dibawah 15% sehingga bisa memberi kemampuan regulasi ke sistem immune adaptive terhadap respon immune sebelumnya. Caranya bisa dipelajari lebih lanjut dalam buku "Panduan Optimalisasi Kondisi Metabolik Untuk Mencegah Fatalitas Covid19." (Disusun oleh tim Tenaga Kesehatan KFLS yang terdiri dari 7 dokter dan 3 orang nakes).

2. Virus SARS-CoV 2  hanya bisa dikalahkan oleh vaksin lewat imunisasi. Pernyataan itu bisa benar, tapi tidak selalu benar. Artinya, benar vaksin dapat menjadi shortcut sistem kekebalan tubuh dalam berkenalan dengan antigen namun tidak benar jika proses pengenalan antigen oleh sel imun manusia hanya dapat terjadi melalui vaksin.

Saya kutipkan definisi vaksin yang ada di wikipedia:

"Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit. Pemberian vaksin (imunisasi) dilakukan untuk mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi penyebab penyakit - penyakit tertentu. Vaksin biasanya mengandung agen yang menyerupai mikroorganisme penyebab penyakit dan sering dibuat dari mikrob yang dilemahkan atau mati, dari toksinnya, atau dari salah satu protein permukaannya. Agen merangsang sistem imun untuk mengenali agen sebagai ancaman, menghancurkannya, dan untuk lebih mengenali dan menghancurkan mikroorganisme yang terkait dengan agen yang mungkin ditemui di masa depan. Vaksin dapat bersifat profilaksis (misalnya untuk mencegah atau memperbaiki efek infeksi di masa depan oleh patogen alami atau "liar") atau terapeutik (misalnya vaksin terhadap kanker).[1][2][3][4]

Vaksin yang telah dimasukkan ke dalam tubuh dapat merangsang bangkitnya sistem imun dan tahap akhirnya adalah dibentuknya antibodi dan sel-sel memori. Proses ini melibatkan sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif. Antigen yang masuk akan ditangkap oleh sel dendritik dan mengalami pengolahan antigen. Selanjutnya terjadi reaksi berantai yang menghasilkan sel pembantu dan sel memori. Sel pembantu dalam hal ini menginduksi aktivasi sel B dalam menghasilkan antibodi.[12]" [https://id.m.wikipedia.org/wiki/Vaksin]

Jelas vaksin melibatkan sistem imun kita baik innate immune system  dan adaptive immune system. Artinya vaksin dimaksudkan memberikan sample antigen kepada Dendritic cell yang bertugas menjadi penghubung antara innate immune system dan adaptive immune system.

Cara kerja alamiah innate immune system dan adaptive immune system sangat komprehensif dan canggih, 100% karunia Allah dan tidak ada campur tangan manusia di dalamnya.

Vaksin/imunisasi adalah tindakan intervensi dari luar untuk memasukkan antigen agar dikenali dan disimpan dalam memori sel limfosit BCell (humoral immune system) dan TCell  (adaptive immune system).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun