Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

If You're Not The One (8)

21 Januari 2019   17:43 Diperbarui: 21 Januari 2019   17:44 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ibu nggak keberatan waktu kamu mau menikah dulu?"

"Awalnya ya, tapi akhirnya menerima juga. Tapi lucunya, yang keberatan dulu itu adalah Ibu, bukan orang tuanya Rizal. Mereka menerimaku apa adanya dengan tangan terbuka. Sampai hari ini mertuaku sangat sayang kepadaku."

"Tapi berapa lama ya Rin, Ibu baru mau nerima...aku bermaksud tidak lama-lama pacaran dengan Fira, aku ingin segera menikahi dia. Buat apa aku lama-lama pacaran, kami sudah saling kenal sejak lama. Menurut kamu gimana ya, aku pengen segera melamar dia."

"Wah..wah...kayaknya kamu sudah nggak sabar ya tapi aku sih setuju aja kamu cepat-cepat ngelamar, buat apa ditunda-tunda lagi. Makanya kamu segera ngomong sama Ibu, kalau yang lain gampang, nanti aku bantu ngomong dengan yang lain. Tapi kamu harus ngomong sendiri ke Ibu dan juga Ayah. Diam-diam mereka itu sudah sangat kepingin punya cucu dari kamu Ran. Mereka sering ngomong soal itu sama aku sewaktu aku mampir ke rumah."

Kamis malam, aku bertekad untuk menemui Ibuku dan memberitahu dia mengenai Fira. Semakin lama kutunda semakin lama kesempatanku melamar Fira. Aku duduk berdua menemani Ibu menonton tv, Ayah sudah tidur di kamar.

"Bu..., aku mau bicara." Kuberanikan diriku untuk memulai pembicaraan.

"Soal apa? Pipit?" Ibu menolehku dengan wajah bertanya-tanya, aku mengangguk.

"Iya bu, aku sudah tau perasaanku yang sebenarnya terhadap Pipit. Aku sudah tidak mencintai dia lagi bu." Ibu hanya diam, aku lanjutkan,

"Bu...sekarang aku sedang jatuh cinta lagi." akhirnya kukatakan juga kepadanya, meskipun takut.

"Sama siapa?"

"Fira bu." Aku tunggu reaksi Ibu. Hanya diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun