Bismillah.
Walau saya paling gak bisa matematika, tapi saya merasa kalau bisa menerjemahkan gaya hidup ketofastosis (KF) dan pola diet lain ke dalam rumus matematika yg sederhana tampaknya akan sangat membantu untuk menjelaskan perbedaan dan kelebihan KF dibanding program diet lainnya (walau KF adalah lifestyle, bukan program diet).
Ketofastosis: 1+1=2
Program diet pada umumnya: 1+1=(93) (3x1) - 7=2 (ribet ya jalannya untuk mencapai hasil yg sama).
Dalam KF, prinsipnya simpel: gula + karbo= Â penyakit. Â
Dengan kata lain Tubuh - (Gula+Karbo) = sehat walafiat.
Rule of thumb KF: semua karbo dan gula wajib dijauhi karena banyakan mudharatnya ketimbang manfaat.
Dalam program diet lain:
Tanpa Gula + tanpa karbo = sehat dan langsing
Tapi, sebagian masih diwajibkan makan sayur dalam jumlah banyak, atau dianjurkan makan sekian sendok nasi, ganti nasi merah, hitam, dst. Atau makan apel dan buah2an lainnya.
Padahal, Â
Sayur dalam jumlah besar =karbo signifikan
karbo=gula,
buah=fructosa
fructosa=gula.
Jadi pemakan sayur, buah, susu sapi=pemakan gula+gula+gula.
Ketofastosis dan Penyakit
Fakta:
Penyakit, sel abnormal tubuh, virus, bakteri, dan lain-lain adalah PENGGILA asupan GULA.
KF menihilkan asupan gula ke dalam tubuh. KF menganjurkan komposisi makanan 80% lemak, 20% protein. Saat tidak ada glukosa yg tersedia, liver mulai mengolah lemak (bukan glukosa) menjadi tenaga (disebut ketone) dan mendistribusikannya ke seluruh sel tubuh kita.Â
Akibatnya terjadi peluruhan gula diseluruh badan dan cadangan lemak mulai dipakai sebagai bahan bakar liver (inilah yg membuat semua ketoers jadi pada langsing dan keren).
Dalam kondisi itu, Â sel abnormal, dkk, kehilangan suplai makanan (ingat, mereka penggila gula bukan). Sehari, dua hari, sebulan, seterusnya no sugar no carbo, apa yang terjadi?
Sel-sel abnormal termasuk CA yang awalnya mati gaya nunggu asupan makanan gula mereka akhirnya mati beneran, sedangkan sel-sel normal kita, makin sehat dan bahagia. Hore!
Kesimpulan:
Sepanjang tubuh masih mengkonsumsi karbo dan gula=sel abnormal aman tentram berkembang di tubuh seseorang. Artinya, jika tidak bisa disiplin membatasi karbo dan gula= kita telah menjaga ketersediaan asupan bagi sel tidak normal, penyakit degeneratif (termasuk sel kanker), dengan kata lain, kita menafkahi sel abnormal yang suatu hari nanti siap mengusir kita dari tubuh kita.
Kemo
Kan ada kemo. Memang ada kemo. Ibaratnya kemo itu peperangan besar, perlu energi banyak. Di saat CA menguasai 70% kekuatan tubuh, kita dihajar oleh kemo pulak. Paska kemo, sel baik ikut mati dan sel CA sendiri belum tentu mau makan zat kimia saat kemo. Pertahanan yg tadinya 30% bisa-bisa makin turun jadi 20, 10% dan akhirnya game over (dalam kondisi mengenaskan).
Lalu kita harus apa?
Kita harus memahami, sepanjang kita memberi asupan gula ke tubuh kita, artinya kita sedang menyehatkan penyakit dan melemahkan tubuh kita sendiri.
Maka dari itu, hindari (segera putus hubungan  dengan) karbo dan gula, maka babak peperangan dahsyat secara damai dengan penyakit kita pun dimulai. Insyaa Allah kita menang, kecuali helaian daun bertuliskan nama kita telah gugur, memang sudah waktunya dipanggil Allah.
KF bukan upaya menghindar dari kematian, KF hanya mau membantu kita menjalani hidup dengan lebih berkualitas sambil menunggu waktu 'penjemputan' tiba.
Mohon maaf jika ada kata-kata yg tidak berkenan.
-nd
"Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya,"
(QS. 'Abasa 80: Ayat 24)
Catatan:
Tulisan ini sudah dikonsultasikan dg mas Tyo dan sudah saya revisi setelah mendapat masukan dari beliau mengenai sayur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H