Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Antara Dua Rahang dan Dua Kaki

10 Desember 2012   16:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:52 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah menciptakan segala sesuatu untuk tujuan yang mulia yang mendukung pada tugas yang diembankan kepada manusia yaitu menjadi khalifah di muka bumi ini, pemelihara dan pengguna bumi berikut isinya. Semuanya harus dilaksanakan sejalan dengan maksud penciptaan manusia yaitu untuk beribadah kepadaNya.

QS: 51.56

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

Jaminan surga yang disampaikan oleh Rasulullah bagi mereka yang berhasil menjaga mulut (perkataan) dan kemaluan mereka sesungguhnya mengindikasikan betapa sulitnya hal tersebut untuk dilaksanakan.

Saat ini kita lihat di sekililing kita, betapa mudah mulut kita membicarakan gossip atau ghibah. Sebagian dari kita kadang menganggap tidak masalah untuk bergosip dengan alasan sepanjang sesuai dengan faktanya. Rasulullah mengatakan bahwa membicarakan sesuatu perihal seseorang itu disebut ghibah, jika tidak sesuai dengan kebenaran, itulah yang dinamakan fitnah. Kita sudah diingatkan bergibah sama dengan memakan bangkai saudara kita sendiri, itukah yang ingin kita lakukan? Naudzubillah.

Mulut bisa membawa kita ke surga jika kita digunakan untuk berkata-kata yang bermanfaat, lisan yang benar atau haq, bukan untuk perbuatan sia-sia.  Namun, mulut akan mengantarkan kita kepada azab Allah jika digunakan untuk bermaksiat, mengucapkan rayuan demi rayuan kepada manusia yang tidak haq (bukan suami atau istri yang sah). Apalagi jika rayuan tersebut berlanjut pula kepada perzinahan. Mulut juga dapat digunakan untuk menghembuskan permusuhan, keresahan apalagi penyulut peperangan.

Sebagaimana halnya mulut, kemaluan manusia juga bisa membawa seseorang menuju surgaNya atau azabNya. Jika seorang manusia memilih untuk menikah untuk tujuan beribadah, menyempurnakan imannya, mengikuti sunnah Rasulullah dan dia menjaga pergaulannya setelah itu, maka jaminan Surga diberikan kepadanya. Akan tetapi, jika kemaluan manusia justru menjadi komando menuju perbuatan yang keji, maksiat, maka dipastikan manusia tersebut akan dituntut pertanggungjawabannya kelak di hari pembalasan.

Tujuan perkawinan dalam Islam adalah menyempurnakan agama dan memperoleh keturunan yang soleh dan solehah. Bagaimana bisa kita raih tujuan tersebut apabila yang terjadi justru penyelewengan. Sadarkah kita betapa keras larangan Allah mengenai perzinahan.

Al Israa (QS 17.32):

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.

Disebutkannya mulut dan kemaluan dalam satu hadits menunjukkan betapa keduanya berperan besar dalam perbuatan yang menuju pada zina atau perbuatan zina itu sendiri. Kedua hal itu terkait erat dengan hawa nafsu. Nafsu untuk menguasai seseorang melalui bicara dan nafsu syahwat seksual berupa perzinahan. Apabila mendekati saja sudah dilarang, apalagi sampai melakukan. Sekali saja sudah merupakan kesalahan besar apalagi sampai dilakukan berulang kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun