Mohon tunggu...
Ariana Nur Ika Yustinasari
Ariana Nur Ika Yustinasari Mohon Tunggu... -

Sarjana Sastra Indonesia\r\nCorporate Secretary

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Retorika Cinta

29 April 2014   10:09 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13987152611912747462

Malam tidak lagi berbincang, seolah dia bungkam, tidak tahu akan jawab yang terlontar. Hening dan sunyi tanpa nyanyian bintang. Di tepi kesunyian ini tampak seorang gadis belia sedang terdiam meratap akan keputusan.

Resti, wanita muda berusia 25 tahun, dengan perangai yang lembut dan wajah yang manis. Hampir 5 tahun dia mengabdikan diri di sebuah perusahaan konsultan. Perusahaan yang cukup terkenal di Kota Semarang, tempat kelahirannya. Setiap hari wajah manisnya selalu diliputi kebahagiaan. Bertemu dengan orang untuk memperkenalkan brand perusahaan.

"Resti, kita meeting sebentar" ajak sang pemimpin

"Baik pak..." jawabnya lembut

Tak lama waktu pun berlalu dan muncullah sebuah keputusan bahwa Resti mendapat proyek baru berupa pembuatan company profile baru untuk memperkenalkan brand perusahaan. Resti tidak sendirian karena dia akan diberikan rekan kerja dari luar untuk menggarap proyek ini.

"kreatif lagi...kreatif lagi...ide lagi...ide lagi..." gumamnya dalam hati

"hayoooo....proyek baru lagi ya?" tegur Restu. Restu adalah sahabat Resti yang selalu membantu Resti dalam setiap pekerjaannya di kantor.

"iya Tu...biasa"

*******************************

"Selamat pagi....saya Rino yang diminta pak Bambang untuk mengerjakan proyek company profile ini" sapa Rino seorang lelaki tampan, sang fotografer yang akan menjadi rekan kerja Resti.

"saya Resti..."

Waktu memberikan kesempatan Resti untuk menjelaskan ide dan kreatifnya kepada sang Rino sehingga keduanya sepakat untuk melaksanakan proyek tersebut.

Hari pertama dimana proyek mulai jalan. Pengumpulan materi, pencarian tempat mulai dilakukan. Lelah yang selalu melanda, tetapi tak pernah niat menyerah sedikitpun. Resti dan Rino tetap berusaha untuk mengumpulkan materi dan ide-ide mereka.

Hari pun terus berganti, waktu terus bergulir. Tidak terasa proyek ini mendekatkan mereka pada pertemuan dua hati. Rino yang secara tidak langsung mengisyaratkan perasaannya kepada Resti.

*******************************

Di sebuah ruangan kecil, disitu sepasang mata bola bertemu untuk menyelesaikan proyeknya.

"Res....dia suka sama kamu y?" kata Restu kepada Resti

"Ngga...kata siapa, dia sudah bertunangan Tu..." jawab Resti

"Emang kalau sudah tunangan kenapa? selama janur kuning belum melengkung, tidak ada masalah dong" tegas Restu kepada Resti

"Ngaco kamu..." sambil berlalu dan menepuk pundak Restu

****************************

Malam yang begitu aneh bagi Resti. Tidur yang tidak nyenyak, terlintas bayang Rino mampir di pikiran bawah sadarnya. Resti dengan tidak sengaja sudah menumbuhkan benih cinta di hatinya  untuk Rino. Senyum simpul menghias manis wajahnya. Lamunannya tersadarkan oleh suara HP nya. Semakin tidak menyangka ketika Rino yang tiba-tiba melontarkan pesan tengah malam. Perhatian-perhatian dari Rino mulai terlontar untuk Resti.

Hati tidak bisa bohong ketika kata tidak bisa terucap. Perasaan itu terus berlanjut meskipun proyek sudah mulai usai. Perhatian-perhatian kecil mulai sering dilakukan Rino kepada Resti.

************************************

1 tahun sudah hubungan itu berlanjut. Hingga sampai suatu ketika Resti sudah tidak pernah berkomunikasi dengan Rino karena kesibukan masing-masing. Serasa hilang begitu saja. Hingga terdengar kabar bahwa Rino akan menikah dengan tunangannya.

Wajah yang tadinya diliputi senyum kini dengan tiba-tiba mengerucut. Resti sesaat melemah, tertegun dan bertanya dalam hati.

"Lalu percakapan mesra kemarin apa?"

"Lalu hati yang selalu menyapa setiap waktu artinya apa?"

Pertanyaan dan tanya yang sampai sekarang tidak terjawab. Semua pertanyaan itu hanya terjawab dengan kabar bahwa Rino akan menikah dengan tunangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun