Mohon tunggu...
Negara KITA
Negara KITA Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bio

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenapa Imbauan Prabowo Tak Didengar Setan Gundul?

24 Juni 2019   19:52 Diperbarui: 24 Juni 2019   20:18 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingatkah anda semua dengan imbauan Prabowo yang memohon agar massa tidak turun ke jalan saat persidangan MK? Ternyata imbauan tersebut hanya masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan oleh massa pendukung Prabowo yang berasal dari kelompok-kelompok terafiliasi dengan gerakan 212. Seperti GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa), FPI (Front Pembela Islam), Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat, dan FUI (Front Umat Islam).

Mereka telah melakukan aksi demo saat sidang pertama dan kedua PHPU (Perselisihan Hasil Pemilihan Umum) pada tanggal 14 Juni dan 18 Juni yang lalu. Bahkan ada rencana aksi demo lanjutan menjelang hari pembacaan putusan sidang. Oleh karena itu, pihak BPN Prabowo-Sandi mengimbau kembali agar seluruh pendukung capres 02 tidak menggelar aksi dan menyerahkan proses hukum ke MK. Jubir BPN Andre Rosiade mengatan, "Ya tentu kami tidak mengintervensi ya. Kami menghormati pilihan teman-teman PA 212, tapi kami mengimbau, BPN tetap akan mengimbau kepada seluruh pendukung agar tidak hadir."

Imbauan tersebut terjadi sejak ada rencana PA 212 yang ingin menggelar aksi di MK pada 26 Juni 2019. Juru bicara PA 212 Novel Bamukmin angkat bicara perihal aksi demo yang akan diadakan. Ia mengatakan "Tuntutannya agar hakim MK bertindak adil dan tidak takut akan intervensi dari pihak mana pun untuk segera mendiskualifikasi Jokowi - Ma'ruf."

Novel juga menambahkan bahwa rangkaian aksi tidak hanya dilakukan oleh PA 212. Ia mengaku pada tanggal lainnya seperti tanggal 24, 25, 27, dan 28, akan digelar aksi oleh kelompok atau ormas lain. Kita pun bisa menebak, apabila dia tahu akan ada aksi lainnya, maka massa yang menggelar demo adalah massa yang serupa dengan massa PA 212 seperti FPI dan GNPF Ulama.

Ihwal dari tujuan aksi yang akan diadakan menurut Novel Bamukmin bukan karena politik. Apakah kita bisa mempercayai ucapannya bahwa aksi dalam kasus sidang sengketa Pilpres bukan terkait politik? suatu hal yang absurd!

Tahukah anda, bahwa Novel Bamukmin adalah Anggota Tim Advokasi BPN Prabowo Sandi, tidak mungkin ia tak tahu maksud dari imbauan Prabowo dan BPN agar tidak menggelar aksi. Sepertinya BPN benar-benar telah disusupi berbagai macam setan gundul. 

Tak cuma terjadi sekali, di aksi demo sidang PHPU sebelumnya, ada beberapa oknum BPN yang turut terlibat dalam menggelar aksi, misalnya juru kampanye BPN Ansufri Idrus Sambo yang menggelar demo saat sidang kedua. Sehingga, jadi pertanyaan, apa tujuan dari aksi itu? Bukankah hasil persidangan tidak akan berubah dengan turun ataupun tidaknya mereka ke jalan. Kita pun bisa menebak, aksi seperti massa PA 212 yang akan digelar adalah cara untuk melakukan intimidasi pada MK.

Para hakim MK tidak akan bisa terintimidasi. Mereka adalah pihak yang sangat objektif. Bvitri Susanti, Pengajar di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera yakin para hakim MK bersikap independen selama proses persidangan sengketa pemilihan presiden.

Muncul pertanyaan yang menggelitik, kenapa imbauan dari Prabowo tersebut tidak diindahkan oleh massa pendukungnya sendiri? Apakah mereka ada kepentingan lain? Mari kita sedikit beranalisa. Andaikan saja Prabowo kalah di MK karena memang keputusan hakim yang menyatakan seperti itu, maka massa yang turun ke jalan ini, tentunya akan makin keras melakukan protes, bahkan kemungkinan dapat berujung rusuh.

Mereka tidak akan menerima kekalahan. Bagaikan dunia hanya diisi warna hitam dan putih, maka apabila mereka kalah, berarti mereka tentunya akan berpikir bahwa para hakim MK tidak independen. 

Merekalah putih, yang lain hitam. Ingat kembali pernyataan Novel Bamukmin sebelumnya, ia menuntut agar hakim tidak takut akan intervensi dari pihak mana pun untuk segera mendiskualifikasi Jokowi - Ma'ruf. Artinya, mereka tidak akan menghargai hasil sidang MK yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.

Apakah ini wujud dari demokrasi yang sehat? Atau mereka justru ngotot menginginkan Prabowo menang agar dapat menghilangkan demokrasi itu sendiri?

Hal ini mengingatkan kembali pada aksi reuni 212 tahun lalu. Menurut peneliti kajian intelijen UI Ridlwan Habib, peserta reuni mayoritas berasal dari kader PKS dan eks anggota ormas terlarang HTI. Lantas apa hubungannya apabila massa pendukung Prabowo yang "ngoyo" merupakan kader PKS dan eks HTI?

Berdasarkan dasar analisa yang pernah dipaparkan pemerhati intelijen Robi Sugara, HTI terus berupaya dalam mengganti NKRI menjadi khilafah. Sedangkan PKS mau masuk dulu dalam sistem demokrasi. Oleh karena itu, kemenangan dari Prabowo dan menuntut pendiskualifikasian Jokowi bagi kedua kelompok ini kemungkinan adalah cara pintas dalam menegakkan khilafah.

Coba saja kita semua bayangkan, untuk apa mereka turun ke jalan, bahkan menuntut hal yang tidak demokratis, menuntut sesuatu dari sudut pandang mereka saja. Mereka terus berusaha turun ke jalan, mengintimidasi seakan memiliki massa yang banyak. Mungkin itulah keinginan utama dari para setan gundul dalam mendukung Prabowo. Mereka sangat inginkan kemenangan, karena mereka tahu, menunggangi Prabowo dalam memenangkan Pilpres adalah kesempatan emas bagi kelompoknya untuk menegakkan khilafah di Indonesia.

Sumber:

1. Tempo [PA 212 Gelar Aksi di MK, BPN Prabowo : Kami Tak Bisa Intervensi]

2. Tempo [Pengamat yakin Hakim MK Independen Tangani Gugatan Prabowo]

3. Tempo [PA 212 Akan Gelar Aksi di Mahkamah Konstitusi pada 26 Juni]

4. CNN Indonesia [Massa Aksi Bubar, Demo Kawal Sidang MK Berlangsung Tertib]

5. Suara [Massa FPI Akan Demo Dekat MK sampai Sidang Gugatan Prabowo Selesai]

6. Suara [Pengamat Intelijen: Peserta Reuni Akbar 212 Mayoritas PKS dan Eks HTI]

7. JPNN [Pengamat Intel Curigai Kolaborasi Pentolan HTI & Mardani PKS]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun