Bahkan Muhammadiyah yang memiliki sekitar 255 pesantren tidak terburu-buru membuka pesantren sekalipun ada pemberlakuan new normal. Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad mengaku akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan para ahli bidang kesehatan, termasuk epidemiologi sebelum memutuskan membuka lagi pesantren beserta masjidnya. Dadang meminta pemerintah berhati-hati membuka kembali kegiatan di pesantren saat new normal. Jika dilakukan tanpa ada analisis risiko, maka akan menimbulkan klaster corona baru.
Sumber : Kumparan [Persiapan New Normal di Pesantren]
Langkah yang dilakukan Pemprov Jatim dalam memutuskan mengakhiri new normal PSBB Surabaya Raya, dan Wapres Maruf Amin yang ingin membuka kembali pesantren adalah kebijakan yang terburu-buru dan tidak memilhat fakta di lapangan danserta kemungkinan yang akan terjadi. Seperti terbentuknya klaster baru Covid-19 yang mencakup ranah perekonomian dan pesantren. Jangan sampai new normal yang dicanangkan Pemprov Jatim dan pembukaan pesantren oleh Wapres, justru makin memperlama pandemi di Jawa Timur, atau bahkan menimbulkan korban jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H