Sedangkan di Italia, disinyalir penyebaran virus corona meningkat drastis karena pemerintah Italia tak melarang atau menganjurkan warganya berkunjung ke tempat ibadah. Padahal tempat-tempat seperti itu sangat riskan terpapar corona dengan ramainya pengunjung yang ada.
Dengan kata lain, penyebaran yang drastis di Iran dan Italia adalah berkat narasi relijius, keyakinan, dan menganggap remeh virus corona.
Sumber : NY Post [Iranians licking religious shrines in defiance of coronavirus spread]
Sumber : ABC News [Coronavirus fears impact religious gatherings and practices across the world]
Oleh karena itu anjuran agar tidak meremehkan corona oleh PCINU UK ditujukan pada narasi relijius yang masih saja dikeluarkan beberapa pihak di Indonesia, salah satunya oleh Wapres Maruf Amin.
Lantas, apa langkah yang dilakukan oleh NU di Indonesia? Hal yang dilakukan PBNU ternyata serupa dengan yang dilakukan Wapres Maruf Amin. Mereka meminta para pengurus di daerah dan pimpinan ponpes membaca doa qunut nazilah dan doa tolak bala demi mencegah penyebaran virus corona.
Tidak ada hal konkret yang dilakukan PBNU. Bukankah ini sama saja dengan meminta Nahdliyin untuk pasrah dan berdoa saja. Lantas ada di mana ikhtiar yang seharusnya dilakukan berbarengan dengan doa?
Sumber : CNN Indonesia [PBNU Minta Kader Baca Doa Tolak Bala dan Qunut Tangkal Corona]
Kita pun jadi bertanya-tanya, apakah hanya sebatas itu upaya yang dapat dilakukan oleh ormas Islam terbesar di Indonesia demi menjaga kemaslahatan umat? Lalu, apakah ormas Islam lainnya juga seperti itu? Pasrah menerima nasib, cukup dengan berdoa?
Ternyata tidak. Beda NU, beda pula Muhammadiyah. Di saat NU hanya meminta umat untuk berdoa dalam menangkal virus corona, Muhammadiyah justru melakukan tindakan yang nyata.
Muhammadiyah telah memiliki sejumlah rumah sakit yang dianggap layak menangani pasien virus corona. Setidaknya 20 RS Muhammadiyah dan 'Aisyiyah telah dipersiapkan untuk tata laksana awal jika ditemukan pasien suspect virus corona.