Mohon tunggu...
uilaper.id
uilaper.id Mohon Tunggu... Lainnya - ui laper bikin ngiler

We provide food recommendations for you, UI citizen!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel: Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

9 Maret 2021   02:00 Diperbarui: 9 Maret 2021   02:16 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah pernikahan itu berlangsung, Tania ataupun Danar tidak sempat menghubungi satu sama lain. Agar tidak terlalu memikirkan perihal tersebut serta berlarut dalam kesedihan, Tania senantiasa aktif bekerja, baik menjajaki organisasi hingga membuka suatu toko kue.

Beberapa bulan setelah itu, Tania menemukan peluang buat liburan. Tania memutuskan pulang ke Indonesia secara diam-diam. Walaupun Tania merahasiakan kepulangannya kepada Danar, tetapi entah mengapa Danar mengetahuinya. Pada dikala Tania berziarah ke pemakaman Ibunya, Dede, Danar, Ratna, serta Adi (salah satu teman Tania semenjak ASEAN scholarship dahulu) pula berangkat ke ziarah makam ibu Tania. Pada saat di pemakaman Dede berkata“ Ibu pergi bukan sebab tidak sayang lagi pada Dede. Bunda pergi untuk mengajarkan suatu.” Ia paham saat ini kalau hidup itu harus menerima, paham serta memahami. Tidak hirau melalui apa penerimaan, penafsiran, serta uraian itu tiba.

Setelah menghabiskan waktu berliburnya di Indonesia, Tania wajib kembali ke Singapore melanjutkan kuliahnya. Akhirnya Tania lulus kuliah sesuai jadwal, dengan nilai yang baik serta disaat hari wisuda datang, ia hanya sendiri tanpa di dampingi Dede, Danar, maupun Ratna. Dikala itu, seketika Ratna memberitahu Tania melalui chatingan bahwasannya terdapat keganjilan dari Danar sepanjang 6 bulan terakhir ini yang tidak sering berbincang dengannya, Danar lebih banyak diam serta kerap kembali larut malam.

Akhirnya Tania memutuskan buat kembali ke Indonesia menanyakan secara langsung kepada Danar apa yang tengah terjadi sesungguhnya. Tetapi saat sebelum Tania bertanya kepada Danar, Dede menggambarkan seluruh yang dia ketahui selama ini kepada Tania, bahwa Danar pula mempunyai perasaan yang sama seperi Tania. Danar menuliskan perasaannya dalam novel “Cinta Pohon Linden” yang tidak akan pernah selesai dia tulis. Perbandingan umur yang cukup jauh membuat Danar merasa tidak pantas menyayangi Tania. Tidak sepatutnya dia menyayangi gadis kecil seperti Tania.

Tania memutuskan untuk menemui Danar di bawah Pohon Linden serta menanyakan perasaan ia kepadanya. Tania memberi tahu Danar tentang perasaan Tania kepadanya. Setelah memberitahukan perihal tersebut, mereka saling mengetahui perasaan masing-masing, tetapi semua telah terlambat. Biar bagaimanapun, Danar sudah menikah dengan Ratna. Pada akhirnya Tania kembali ke Singapore serta memutuskan untuk meninggalkan seluruh cerita cintanya dan tidak akan kembali lagi ke kota ini maupun ke Indonesia.

Kelebihan :

Kelebihan dari novel ini diantaranya Tere Liye sukses mengajak para pembaca untuk mempunyai logika dalam berpikir yang lebih rasional serta berbeda. Pembaca serasa dihipnotis seakan-akan dibawa pada keadaan yang benar-benar pelik. Ia juga mengambil kesimpulan tidak hanya dari satu sudut pandang, tetapi dilihat dari sudut pandang lainnya. Jadi bagi pembaca yang mengikuti novel-novel Tere Liye pasti sudah paham gaya khas Tere Liye dalam membuat ending. Tidak selalu memaksakan happy ending.

Bahasa yang digunakan di dalam novel ini cukup puitis, penggunaan bahasanya pun sangat tepat sehingga novel ini mampu menyentuh hati dan membuat imajinasi muncul saat membacanya. Bahasa percakapan dalam novel ini bersifat narasi serta dialog, sehingga saat membacanya tidak terlalu memberikan efek jenuh atau kebosanan, malah disini kita di ajak untuk melihat hal sangat bervariatif dan menarik.

Kelemahan :

Kelemahan dari novel Tere Liye yang satu ini tampaknya tidak memakai editor maupun penyunting di dalam penerbitan novelnya, disini saya tidak melihat nama dari editor di halaman ISBNnya. Walau tidak memakai editor, rasanya tidak sedikitpun mengurangi arti dan makna dari ceritanya. Walaupun begitu, alur campuran yang digunakan terkadang cukup membuat pembaca kesulitan. Pembaca harus bener-benar teliti dalam membaca novel ini. Dan terdapat beberapa gaya bahasa yang cukup sulit untuk dipahami bagi kaum awam.

Cover buku ini sudah diperbarui ke versi baru dimana desainnya lebih minimalis dengan sentuhan yang manis. Walaupun untuk sebagian pembaca novel Tere Liye yang satu ini, lebih suka dengan seri cover versi sebelumya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun